STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) membukukan laba Rp1,41 triliun (Rp1.407 per saham) pada 2024, turun 27,64% jika dibandingkan Rp1,94 triliun (Rp1.944 per saham) pada tahun 2023.
Dari laporan keuangan per Desember 2024 yang dipublikasikan, Jumat (14/2/2024) terungkap, laba ADMF turun karena dipicu oleh beban operasi yang meningkat 37,08% menjadi Rp8,23 triliun, dari tahun sebelumnya Rp7,03 triliun.
Seperti diketahui, beban ADMF paling besar adalah gaji dan tunjangan yakni Rp2,48 triliun, disusul beban umum dan administrasi Rp1 54 triliun, beban pembiayaan Rp1,65 triliun, serta beban bunga dan keuangan Rp1,29 triliun.
Akibat kenaikan berbagai beban di atas, emiten pembiayaan dengan aset Rp32,58 triliun pada 2024 itu mencatat penurunan laba sebelum pajak sebesar 29,13% menjadi Rp1,75 triliun pada 2024 dibanding Rp2,47 triliun pada tahun 2023.
Kendati laba turun, pendapatan bersih ADMF masih tumbuh 5,06% menjadi Rp9,98 triliun pada 2024, dibanding tahun sebelumnya Rp9,51 triliun. Penyumbang terbesar pendapatan ADMF adalah pembiayaan konsumen yakni sebesar Rp6,19 triliun atau sekitar 61,97% dari total pendapatan Perseroan.
Sekedar informasi, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) didirikan pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Perusahaan melakukan IPO dan menjadi perusahaan publik pada tahun 2004.
Pada tahun yang sama, Bank Danamon menjadi pemegang saham utama perusahaan, status yang masih dipegangnya hingga saat ini. Adira Finance memperluas bisnisnya ke pembiayaan berbasis syariah pada tahun 2012. Pada tahun 2015, Adira Finance memiliki lebih dari 3 juta pelanggan dengan piutang yang dikelola sekitar Rp 40 triliun. (konrad)