STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Emiten perdagangan dan penyewaan alat berat beserta suku cadang Grup Hitachi, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) membukukan penurunan pendapatan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Maret 2024.
Sepanjang April 2023 sampai dengan Maret 2024, HEXA mencetak pendapatan bersih sebesar US$612,326 juta. Pendapatan tersebut turun 2,88% dibandingkan dengan periode yang sama, yaitu April 2022 sampai dengan Maret 2023 sebesar US$630,495 juta.
Menurut laporan keuangan HEXA di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (30/6/2024), pendapatan tersebut berasal dari penjualan alat berat kepada pihak ketiga sebesar US$316,253 juta. Angka itu turun 14,34% dibandingkan dengan penjualan akumulasi April 2022 sampai dengan Maret 2023 sebesar US$369,202 juta.
Segmen penjualan alat berat kepada pihak berelasi tercatat melambung 35,89% menjadi US$68,654 juta dari sebelumnya US$50,523 juta. Sedangkan penjualan suku cadang ke pihak ketiga turun 3,86%, dari US$132,991 juta menjadi US$127,857 juta. Penjualan suku cadang ke pihak berelasi meningkat sekitar 90%, dari US$233.780 menjadi US$444.051.
Kemudian, pendapatan HEXA dari jasa pemeliharaan dan perbaikan kepada pihak ketiga turun 0,78% dari US$69,697 juta menjadi US$69,151 juta, dan kepada pihak berelasi melambung signifikan sebesar 2.174,68%, dari US$715.417 menjadi US$16,264 juta.
Adapun pendapatan HEXA dari jasa penyewaan alat berat ke pihak ketiga meningkat sebesar 92,25%, dari US$7,119 juta menjadi US$13,686 juta. Pendapatan dari jasa penyewaan alat berat ke pihak berelasi naik 32,74% dari US$10.848 menjadi US$14.400.
Di tengah penurunan pendapatan tersebut, beban pokok penghasilan HEXA dapat ditekan turun 6,25%, dari US$505,529 juta menjadi US$473,947 juta per 31 Maret 2024. Ini terutama berasal dari penurunan beban penjualan alat berat sebesar 7,18%, dari US$371,233 juta menjadi US$344,572 juta, serta beban jasa pemeliharaan dan perbaikan turun 7,96% dari US$42,751 juta menjadi US$39,349 juta per 31 Maret 2024. Hal ini mendorong laba bruto HEXA meningkat 10,73%, dari US$124,965 juta menjadi US$138,378 juta per 31 Maret 2024.
Selain itu, pendapatan lainnya mengalami kenaikan 45,75% dari US$3,145 juta menjadi US$4,584 juta. Hal ini berdampak positif terhadap laba usaha HEXA. Per Maret 2024, laba usaha HEXA tercatat sebesar US$77,214 juta. Hasil ini meningkat 10,11%, dari laba usaha HEXA sebesar US$70,125 juta per 31 Maret 2023.
Penghasilan bunga HEXA naik 9,12% dari US$156.103 menjadi US$170.341. Hal ini mendorong laba sebelum pajak HEXA meningkat 7,65% menjadi US$71,421 juta per 31 Maret 2024, dari periode yang sama sebelumnya US$66,347 juta.
Alhasil, laba tahun berjalan HEXA mengalami pertumbuhan sebesar 7,92% dari US$51,620 juta (US$0,061 per saham) per 31 Maret 2023 menjadi US$55,711 juta (US$0,066 per saham) per 31 Maret 2024 .
Adapun total aset HEXA per 31 Maret 2024 mencapai US$409,431 juta, turun 11,63% dari posisi per 31 Maret 2023 senilai US$463,330 juta. Liabilitas HEXA juga turun 22,62% menjadi US$230,246 juta per 31 Maret 2024 dari US$297,571 juta per 31 Maret 2023. Sementara itu ekuitas meningkat 8,10% menjadi US$179,184 juta per akhir Maret 2024 dari US$165,760 juta per akhir Maret 2023. (yan)