Sabtu, Februari 8, 2025
28.2 C
Jakarta

Wall Street Melesat! Dow Tembus 43.000, S&P 500 Cetak Rekor Baru

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali mencatatkan sejarah pada penutupan perdagangan hari Senin (14/10/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (15/10/2024) WIB. Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil menembus angka 43.000 untuk pertama kalinya, sementara S&P 500 juga mencatatkan rekor baru. Kenaikan ini terjadi berkat optimisme investor yang menunggu laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS melonjak 201,36 poin menjadi 43.065,22, menandai pencapaian tertinggi sepanjang sejarah. Indeks S&P 500 (SPX) juga naik 44,82 poin atau  0,77% mencapai 5.859,85. Indeks komposit Nasdaq (IXIC) pun ikut terbang dengan kenaikan 159,75 poin atau 0,87%, menyentuh 18.502,69.

Saham-saham unggulan seperti McDonald’s, UnitedHealth Group, dan Apple menjadi motor penggerak kenaikan Dow. Di sisi lain, sektor teknologi kembali unjuk gigi di S&P 500 dengan tren kenaikan yang terus berlanjut.

Investor kini menantikan laporan keuangan beberapa perusahaan besar yang akan dirilis esok hari, termasuk Bank of America, Goldman Sachs, dan Johnson & Johnson. Laporan dari Morgan Stanley dan United Airlines akan menyusul pada hari Rabu, sementara Walgreens Boots Alliance, Netflix, dan Procter & Gamble juga akan melaporkan hasil keuangan mereka pekan ini.

Peningkatan signifikan di pasar saham ini didorong oleh hasil positif dari JPMorgan Chase dan Wells Fargo, yang membuka musim laporan kuartal ketiga dengan hasil lebih baik dari ekspektasi. Pada akhir pekan lalu, sektor perbankan berhasil mendongkrak pasar ke level tertinggi sepanjang masa. S&P 500 mencatat rekor baru dengan penutupan di atas 5.800, sementara Dow juga berhasil mencetak rekor tertinggi.

Hingga kini, dari 30 perusahaan di S&P 500 yang sudah melaporkan kinerja, rata-rata laba mereka melampaui ekspektasi sebesar 5%. Ini jauh lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya mencatatkan kenaikan 3%. Meskipun demikian, analis dari Bernstein memprediksi pertumbuhan laba per saham tahun ini akan lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.

Meskipun pasar sedang dalam euforia, investor tetap berhati-hati. Ketidakpastian terkait pemilihan presiden Amerika Serikat yang tinggal tiga minggu lagi, kenaikan imbal hasil Treasury, serta kebijakan The Fed masih menjadi perhatian utama. Di samping itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga menambah kekhawatiran.

“Sentimen all-time-high ini mungkin agak berlebihan, jadi tidak mengejutkan jika kita melihat volatilitas meningkat dalam beberapa minggu ke depan,” ujar Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird. “Namun, dalam jangka tiga hingga enam bulan ke depan, kami tetap optimis dengan kondisi suku bunga rendah, ekonomi yang stabil, dan pertumbuhan laba yang berkelanjutan,” tambahnya.

Sejak awal tahun, S&P 500 telah naik hampir 23%, tidak termasuk dividen yang diinvestasikan kembali. Pasar bull ini baru saja merayakan ulang tahun keduanya, dengan total kenaikan sekitar 63% sejak Oktober 2022. Di sisi lain, imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun melonjak hingga 4,1% pekan lalu.

Meskipun pasar obligasi tutup karena libur Columbus Day pada hari Senin, perkembangan di pasar ini tetap menjadi perhatian investor.

Artikel Terkait

Wall Street Berakhir Beragam, S&P 500 Cetak Hat-Trick Kenaikan Tiga Hari Beruntun

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan hari...

Bursa Eropa Pecah Rekor! Saham Meroket Usai Bank of England Pangkas Bunga

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa mencetak rekor tertinggi...

Pasar Asia Menguat! Investor Tak Gentar Hadapi Gejolak Perdagangan

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik menguat pada penutupan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini