STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa Saham Eropa mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan hari Selasa (1/10/2024) waktu setempat. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah menjadi penyebab utama jatuhnya indeks, yang membuat investor panik dan segera menarik diri dari pasar.
Mengutip CNBC International, Indeks regional Stoxx 600, yang melacak kinerja saham-saham di seluruh Eropa, ditutup terjun bebas 0,5% pada pukul 15:25 waktu London. Hampir semua sektor berada di zona merah, dengan sektor perbankan yang paling terpukul, anjlok hingga 2,4%. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran atas konflik di Timur Tengah.
Dilaporkan bahwa Amerika Serikat mendeteksi indikasi Iran sedang bersiap meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel. Pejabat Gedung Putih bahkan menyatakan bahwa serangan tersebut bisa segera terjadi. Kabar ini langsung membuat pasar global gelisah.
Bukan hanya saham yang terkena dampaknya. Harga minyak mentah dunia juga melonjak signifikan. Minyak Brent kontrak Desember naik 2,6% menjadi US$73,55 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) melonjak 2,9% menjadi US$70,22 per barel.
Situasi ini semakin tegang setelah pasukan darat Israel menyerang militan Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran. Israel sebelumnya juga meluncurkan serangan udara yang menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, di Beirut.
Di tengah ketegangan ini, inflasi zona euro justru mencatat penurunan yang mengejutkan. Data inflasi di 20 negara zona euro turun menjadi 1,8% pada bulan September, lebih rendah dari prediksi sebesar 1,9% dan turun jauh dari 2,2% di bulan Agustus. Ini merupakan pertama kalinya inflasi di zona euro berada di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB) sejak pertengahan 2021.
Matthew Ryan, kepala strategi pasar di Ebury, mengatakan bahwa penurunan inflasi ini hampir pasti akan memaksa ECB untuk menyesuaikan suku bunga. “Presiden Lagarde mungkin harus mempertimbangkan kembali pemotongan suku bunga di bulan Oktober, meskipun sebelumnya mengatakan tidak dalam rencana utama,” ujar Ryan.
Sementara itu, saham Covestro, perusahaan kimia asal Jerman, justru naik 3,8% setelah perusahaan minyak nasional Abu Dhabi, Adnoc, sepakat untuk mengakuisisinya senilai 14,7 miliar euro. Namun, saham Greggs, jaringan toko roti asal Inggris, turun 5,2% akibat perlambatan pertumbuhan penjualan.
Ketegangan di Timur Tengah ini membuat investor di pasar global semakin berhati-hati. Pasar saham Amerika Serikat pun ikut mengalami penurunan, sementara bursa di Asia-Pasifik mencatat hasil yang beragam. Beberapa bursa di Asia, seperti Korea Selatan, Hong Kong, dan China daratan, tutup untuk liburan publik.