Rabu, September 11, 2024
25.6 C
Jakarta

Pemerintah Naikan TKDN Produk Alkes, Argon Group Garap Bisnis Manufaktur

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Argon Group, siap menggarap bisnis manufaktur yang memproduksi alat-alat Kesehatan (alkes) di dalam negeri. Langkah ini diambil Perseroan sebagai respon terhadap kebijakan pemerintah yang meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk alkes.

Sebagaimana  diketahui, pemerintah telah menetapkan besaran pemakaian bahan baku lokal untuk produk alkes. Pada 2021, rata-rata TKDN ditargetkan mencapai 43%. Pemerintah lalu meningkatkan persyaratan TKDN ini  menjadi 50% pada tahun 2024.

Aturan terkait TKDN tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden No.6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Ini diikuti dengan Peraturan Menteri Perindustrian No.16/2020 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Bahkan, sasaran peningkatan TKDN ini ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024.

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian mengemukakan, industri farmasi dan alat kesehatan sebagai sektor yang masuk dalam tujuh prioritas pada roadmap Making Indonesia 4.0. “Kami berharap dunia usaha memanfaatkan peluang ini untuk mengisi pasar alat kesehatan di dalam negeri dan meningkatkan kualitas untuk merebut pasar ekspor,”ujarnya.

Menurut Krestijanto Pandji, Presiden Direktur Argon Group, keseriusan Perseroan merambah bisnis manufaktur, ditandai dengan pendirian PT Deca Metric Medica pada 2020. Perusahaan ini nantinya fokus memprodusi Alkes. Saat ini, salah satu distributor terbesar produk farmasi dan alkes di Indonesia itu, tengah merampungkan pembangunan pabrik alkes di Jababeka 2, Cikarang, Jawa Barat.

“Sudah tahap penyelesaian, Januari mulai operasional,” ujar Krestijanto, dalam keterangan pers, di Jakarta, Kamis (30/6).

Krestijanto mengatakan, keputusan membangun pabrik alkes ini merupakan langkah penting Perseroan. Ini merupakan bentuk dukungan Argon Group terhadap kebijakan pemerintah dalam menggalakkan pemakaian alat kesehatan produksi dalam negeri dengan nilai TKDN yang tinggi agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.

Langkah tersebut, lanjut dia, diharapkan dapat menumbuhkan industri farmasi dan alat kesehatan di dalam negeri, sekaligus menurunkan impor produk farmasi dan alat kesehatan. Mengutip data UN Comtrade dan BPS, defisit produk farmasi Indonesia selama lima tahun terakhir (2017 – 2021) terus meningkat. Pada 2021, angkanya mencapai US$3,8 miliar. Pada periode yang sama, nilai impor alat kesehatan tercatat US$10,1 miliar.

“Makanya, konsen kami di sini supaya memenuhi komponen lokal yg diharapkan pemerintah. Kalau di otomitif kita bisa ekspor kenapa di alkes tidak,” tegasnya.

Krestijanto optimistis, bisnis manufaktur mampu memberikan margin keuntungan bagi perusahaan 2-3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan lini bisnis distribusi. Pasalnya, pemerintah memberikan dukungan penuh kepada pemain lokal melalui kebijakan TKDN.

“Sekarang pemerintah sudah punya kebijakan TKDN. Iini kepastian pasar. Jadi, hitungan kami tepat masuk ke manufaktur dengan membangun pabrik,” jelasnya.

Krestijanto mengungkapkan, ada 10 produk alkes yang menjadi fokus bisnis manufaktur Perseroan. Namun, untuk tahap awal, Argon Group akan memproduksi kasa, pembalut luka atau Gauze dan wound dressing. Adapun alasan Perseroan untuk fokus pada 10 produk alkes karena dari sisi volume, penggunaannya cukup besar.

Ke-10 produk farmasi dan alat kesehatan tersebut adalah sebagai berikut : Alat suntik, infus set termasuk three way slang dan three way stopcock, sarung tangan bedah, kateter, kasa dan pembalut luka/gauze & Wound Dressing, wadah penyimpanan dan transport specimen, jarum suntik, kapas alcohol, alat pengumpul sampel darah, masker medis, masker bedah, shoe cover, cap, coverall surgical gown dan medical googles.

Artikel Terkait

Anak Usaha SLJ Global Raih Pinjaman US$5 Juta Buat Modal Kerja

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Orimba Alam Kreasi (OAK), anak...

Anak Usaha PKPK Ekspor Perdana 48.00 Ton Batubara ke China

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Tri Oetama Persada (TRIOP), anak...

M Cash Gandeng Tencent Cloud Kembangkan Solusi Teknologi AI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS),...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini