Rabu, Oktober 16, 2024
25.2 C
Jakarta

Prospek Usaha Menjanjikan, Sinergi Multi Lestarindo Siap Raup Dana IPO Rp88,47 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE),  calon emiten di bidang perdagangan bahan kimia khusus untuk bahan baku makanan dan minuman, bahan baku perawatan diri dan bahan baku kimia industri berencana mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana atau intial public offering (IPO) pada bulan Januari 2024.

Dalam aksi korporasi ini, SMLE melepas sebanyak 465,625 juta saham kepada publik. Adapun jumlah saham yang ditawarkan tersebut mencapai 20% dari modal disetor SMLE setelah IPO saham. Demikian prospektus SMLE dikutip dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/12).

Penawaran umum saham SMLE dimulai pada 02-08 Januari 2024. Dalam penawaran awal yang dimulai sejak 15-22 Desember 2023, manajemen SMLE mengemukakan, harga IPO SMLE berada di kisaran Rp175-Rp190 per unit. Dari IPO ini, SMLE akan memperoleh tambahan modal maksimal sebesar Rp88,47 miliar.

Bersamaan dengan IPO saham, SMLE juga menerbitkan sebanyak 232,812 juta waran seri I dengan harga pelaksanaan di kisaran Rp200-Rp210 per unit. Jika semua pemegang waran seri I melaksanakan haknya, SMLE nantinya akan memperoleh tambahan modal maksimal sebesar Rp48,89 miliar.

Menurut manajemen SMLE, dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk tiga keperluan. Pertama, sebesar Rp6 miliar akan digunakan untuk pembelian satu gudang khusus bahan baku. Kedua, sebesar Rp3,4 miliar akan digunakan untuk pengembangan lab research & development Perseroan. Ketiga, sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja SMLE. Sedangkan dana hasil pelaksanaan waran seri I, seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan.

Saham dan waran seri I SMLE akan dicatatkan di BEI pada 10 Januari 2024. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk IPO saham SMLE diharapkan terbit pada 28 Desember 2023.

Manajemen SMLE menilai, bisnis Perseroan kedepan memiliki prospek usaha. Hal ini terlihat, antara lain, dari pesatnya perkembangan industri makanan, pasar kosmetik dan perawatan pribadi. Industri bahan makanan khusus global mengalami pertumbuhan signifikan, proyeksikan mencapai USD240,9 miliar pada 2028.

Pertumbuhan populasi dunia dan kebutuhan akan makanan yang beragam mendorong permintaan bahan makanan khusus. Asia-Pasifik menjadi pemimpin dalam industri ini, terutama dalam makanan ringan, dengan Tiongkok sebagai pasar terbesar. Globalisasi dan keinginan konsumen untuk variasi kuliner telah memperkuat pasar ini.

Pasar kosmetik dan perawatan pribadi juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Diproyeksikan mencapai USD15,08 miliar pada 2032. Pertumbuhan ekonomi, kesadaran akan perawatan diri, dan popularitas K-beauty memainkan peran besar dalam pertumbuhan ini.

Produk kosmetik halal juga menjadi populer. Tren media sosial dan kebutuhan untuk tampil menarik memengaruhi pasar. Indonesia adalah pasar kosmetik yang berkembang pesat, diproyeksikan meningkat sebesar 25,13% menjadi USD10,1 miliar pada 2028. K-Beauty populer di sini, tetapi merek lokal seperti Wardah masih mendominasi. Produk halal semakin diminati.

Pendapatan per kapita juga meningkat, dan platform online semakin berkembang. Pasar resin global bernilai USD533,55 miliar pada 2022 dan diperkirakan mencapai USD787,31 miliar pada 2030. Pertumbuhan didorong oleh permintaan polypropylene dalam konstruksi dan kendaraan, serta solusi pengemasan untuk industri farmasi dan makanan.

Asia-Pasifik memimpin pasar ini dengan Tiongkok dan India sebagai pemain kunci. Resin beragam, dengan jenis PE dan PP yang paling banyak digunakan. Tren mencari bahan yang fleksibel dan dapat didaur ulang mendukung penggunaan PET. Polivinil klorida dan ABS semakin diminati dalam industri tertentu, sementara polyamide digunakan dalam tekstil dan otomotif.

Dalam melihat prospek usaha Perseroan terlihat bahwa peluang pertumbuhan yang signifikan masih tersedia. Pasar bahan makanan khusus dan kosmetik terus berkembang berkat meningkatnya permintaan konsumen atas produk yang inovatif dan sesuai dengan tren, termasuk permintaan akan bahan-bahan alami dan organik.

Sementara itu, pasar resin dan PVC menunjukkan pertumbuhan yang stabil karena beragamnya aplikasi industri yang terus berkembang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi global, khususnya di wilayah Asia-Pasifik, Permintaan akan bahan baku industri seperti PVC dan plastik resin diperkirakan akan terus meningkat pada 27 September 2023.

Artikel Terkait

Agresif Belanja Saham, Bos Prima Globalindo Logistik Kuasai 52,65% Saham

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- Darmawan Suryadi SM, Direktur Utama PT Prima...

BEI Suspensi Perdagangan Saham PP Properti. Ternyata Ini Penyebabnya?

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi)...

Naik 0,58%, IHSG Sesi I di 7.603,861

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini