STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat prestasi dengan menyentuh all time high pada penutupan perdagangan Kamis (07/3/2024), meskipun suku bunga belum turun. IHSG menguat 44,162 poin atau naik 0,60% menjadi 7.373,964. Ini seiring dengan naiknya harga saham 287 dari 768 emiten yang sahamnya ditransaksikan. IHSG kemarin sempat melejit ke posisi tertinggi harian di level 7.386,874.
Meski IHSG mencatat rekor, Realisasi Nilai Transaksi Harian (RNTH) baru mencapai Rp11,98 triliun. Angka ini, belum mencapai target RNTH saham yang dipatok BEI sebesar Rp12,25 triliun untuk tahun 2024.
Irvan Susandy, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, mengakui booming kripto menjadi salah satu pemicu yang memberikan dampak pada transaksi saham harian. “Untuk transaksi mungkin memang ada pengaruh dari kripto,” ujarnya kepada awak media, Kamis (7/3/2024).
Selain kripto, lanjut dia, masa penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sertifikat Deposito Ritel (SR) juga mungkin berpengaruh dengan memberikan kupon di atas 6% sangat menarik bagi investor retail. “Mungkin investor-investor masih menunggu penetapan hasil pemilu.” Tambah dia.
Kendati begitu, ia optimistis, secara jangka panjang Bursa Saham Indonesia masih sangat menarik. Ini antara lain ditunjukkan dengan masuknya investor asing dan kenaikan IHSG (all time high). “Yang perlu juga diperhatikan adalah aktivitas transaksi institusional lokal yang belum bergairah seperti sebelum pandemi,” imbuhnya.
Irwan menegaskan, BEI terus berupaya meningkatkan RNTH. Adapun jurus yang dilakukan operator pasar modal itu untuk mengerek RNTH antara lain tetap membenahi sisi supply dan demand dengan fokus pada peningkatan jumlah emiten dan investor. Selain itu, BEI juga mempersiapkan beberapa inisiatif, seperti rencana menyediakan penyedia likuiditas, pembenahan short selling, dan pengembangan produk baru seperti single stock future. “Hal ini utk meningkatkan pendalaman pasar selain upaya meningkatkan likuiditas,” tandasnya.