STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Usai resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/1/2024), melalui mekanisme Penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham, manajemen PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) siap tancap gas untuk mencapai sederet target kinerja.
Menurut Andika Purwonugroho, Direktur Utama CGAS, tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan antara 20-30% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year (YoY). Adapun laba perusahaan pelopor yang fokus pada pengembangan gas alam terkompresi (Compressed Natural Gas / CNG) di Indonesia itu, diproyeksikan meningkat antara 4-5% pada 2024.
“Untuk 2024, kita ada peningkatan sekitar 20-30% dari sisi revenue. Kemudian dari sisi laba kami targetkan akan naik 4-5%,” ujar Andika, dalam keterangan pers di Gedung BEI, Jakarta, Senin (8/1/2024).
Dalam lima tahun kedepan, Perseroan memproyeksikan penjualan meningkat menjadi Rp1 triliun atau naik hampir empat kali lipat ketimbang tahun 2023. Adapun laba bersih pada periode yang sama diprediksi bertambah sampai dengan 10 kali lipat dibandingkan pada 2022.
Dengan menggunakan data-data di atas, PT Pilarmas Investindo Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi Efek Perseroan, melakukan kalkulasi menggunakan metodologi Discounted Cash Flow (DCF). Hasilnya, berdasarkan perhitungan DCF, kisaran penilaian ekuitas CGAS mencapai Rp687.025 miliar.
Untuk diketahui, metode DCF memakai asumsi tingkat bunga bebas risiko sebesar 6,4%, beta sebesar 1,53, premi risiko negara 2,9%, biaya ekuitas 13,1%, biaya utang 8,3%, pertumbuhan terminal sebesar 3% dan WACC sebesar 10,85%.
Andika mengemukakan, pada 2024, Perseroan berencana membangun dua depo. “Saat ini kami sudah punya tiga depo, yaitu di Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Ke depan kami akan bangun di tahun ini tambahan dua depo yaitu di Sukabumi dan satu lagi di Lampung,” terangnya.
Andhika menambahkan, pada 2025, CGAS bakal menambah depo lagi. Itu akan disesuaikan dengan market size yang ada. Adapun biaya yang dibutuhkan untuk membangun depo berkisar antara Rp5 miliar – RP10 miliar per satu unit depo.
CGAS, lanjut dia, juga berencana melakukan ekspansi usaha ke beberapa daerah dengan membangun mother station baru yang lebih mendekati target pasar. Itu antara lain di Grobogan Purwodadi, Jawa Tengah dengan kapasitas plant 1,5 MMSCFD. Selain itu, mother station akan dibangun di Majalengka berkapasitas plant 1 MMSCFD. Serta, mother station di Manyar, Gresik, Jawa Timur berkapasitas plant 2 MMSCFD.
“Harapannya dengan pendistribusian lokasi usaha, maka Perseroan dapat menjangkau dan melayani lebih banyak konsumen dari berbagai segmen,”tegasnya.
Dia menyampaikan, sejauh ini CGAS menawarkan harga kompetitif yang bisa menciptakan penghematan biaya bagi pelanggan metering yang terkalibrasi, sehingga bisa memperoleh hasil pemakaian CNG secara terukur dan tepat.
Jaringan distribusi Perseroan maupun entitas anak juga sudah tersebar di Pulau Sumatera dan Jawa. Itu sebabnya, saat ini CNG Perseroan bisa lebih mudah diperoleh pelanggan. CGAS menerapkan aplikasi SCADA yang terintegrasi, sehingga pelanggan bisa memastikan pengiriman CNG sesuai jadwal.
“CNG merupakan gas yang sangat aman, karena kami selalu menggunakan standar tertinggi keamanan untuk distribusi gas ke pelanggan. Perseroan senantiasa melakukan preventif maintenance terhadap equipment, seperti PRS (Pressure Reduction System), CNG Tubeskid, GTM, metering dan peremajaan equipment yang terjaga dan terjadwal,” tandas Andika.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, melalui strategi diversifikasi produk, CGAS meyakini dapat menjadi pilihan bagi pelanggan yang mencari alternatif gas sebagai sumber energi untuk keperluan industry. Sehingga, bisa terus bertumbuh secara berkesinambungan dan memberikan kontribusi yang semakin bermanfaat bagi masyarakat luas.