STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa saham Wall Street mengalami hari terburuk sejak 2022 pada penutupan perdagangan Rabu (24/7/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (25/7/2024) WIB. Saham-saham teknologi besar, terutama Tesla dan Alphabet, bikin indeks S&P 500 dan Nasdaq terperosok tajam.
Mengutip CNBC International, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS tergerus 504,22 poin atau 1,25%, menjadi 39.853,87. Setali tiga uang, Indeks S&P 500 (SPX), longsor 128,61 poin atau 2,31% mencapai 5.427,13. Nasib serupa juga menimpa Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi oleh saham-saham teknologi, merosot 654,94 poin atau 3,64% menyentuh level 17.342,41.
Saham perusahaan induk Google, Alphabet, jatuh 5%. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 31 Januari ketika turun 7,5%. Meskipun Alphabet melaporkan pendapatan yang mengalahkan ekspektasi, pendapatan iklan YouTube berada di bawah perkiraan. Saham Tesla juga anjlok 12,3%, penurunan terburuk sejak 2020, akibat hasil yang mengecewakan dan penurunan pendapatan otomotif sebesar 7% secara tahunan.
Penurunan ini juga dirasakan oleh saham teknologi besar lainnya. Nvidia dan Meta Platforms masing-masing terjun 6,8% dan 5,6%, sementara Microsoft ambruk 3,6%.
Laporan ini memberikan pandangan awal tentang kinerja perusahaan-perusahaan raksasa teknologi selama kuartal kedua. Laporan dari perusahaan-perusahaan ini sangat dinantikan oleh Wall Street karena kelompok kecil ini bertanggung jawab atas sebagian besar keuntungan tahun ini.
Menurut Ross Mayfield, pakar investasi di Baird, penjualan besar-besaran ini disebabkan oleh kombinasi pasar yang overbought, standar tinggi untuk pendapatan, dan periode musiman yang lemah untuk ekuitas. “Kami melihat penurunan ini sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan, karena ini terjadi dalam konteks pasar bullish. Koreksi yang sehat di dalam pasar bullish adalah sesuatu yang kami anggap sebagai tempat untuk mencari peluang, bukan untuk bersikap defensif atau mencoba melindungi uang dari volatilitas ini,” kata Mayfield dalam wawancara dengan CNBC.
Indeks Russell 2000, yang terdiri dari saham-saham perusahaan kecil, turun 2,1% pada hari itu. Namun, untuk bulan ini, indeks kecil ini naik 7,2% karena investor mulai beralih dari saham teknologi besar ke saham-saham kecil yang tertekan. Pada Juli, Dow naik 1,9%, sementara S&P 500 turun 0,6% dan Nasdaq yang didominasi teknologi turun 2,2%.
Meskipun laporan keuangan dari raksasa teknologi ini mengecewakan, musim laporan keuangan secara keseluruhan masih menunjukkan awal yang kuat. Lebih dari 25% perusahaan dalam S&P 500 telah melaporkan pendapatan kuartal kedua mereka, dengan sekitar 80% melampaui ekspektasi, menurut data FactSet.
Kekhawatiran investor juga dipicu oleh data manufaktur AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Rabu pagi. Indeks output manufaktur PMI AS turun ke 49,5 di bulan Juli, secara tak terduga masuk ke wilayah kontraksi seiring dengan penurunan pesanan baru, produksi, dan persediaan. Ekonom memperkirakan angka 51,5, menurut Dow Jones.
Laporan lain pada hari Rabu menunjukkan penjualan rumah baru juga lebih rendah dari yang diperkirakan ekonom untuk bulan Juni.