STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, memimpin pertemuan penting antara Asia Zero Emission Community (AZEC) Indonesia-Japan Joint Task Force dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Saito Ken, serta Ketua Dewan Direksi Japan Bank of International Cooperation (JBIC), Tadashi Maeda. Pertemuan ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi Indonesia-Jepang dalam mendorong transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.
Airlangga menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Jepang atas dukungan yang diberikan sejak terbentuknya AZEC Indonesia-Japan Joint Task Force pada tahun lalu. Menurutnya, kemajuan signifikan telah dicapai, terutama dalam mendorong investasi sektor swasta untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
“Kerja sama ini sangat penting untuk mendorong investasi sektor swasta. Sejak pembentukan AZEC Joint Task Force, kita telah mengidentifikasi berbagai proyek potensial yang siap dikembangkan,” ujar Airlangga.
Hingga saat ini, enam Expert Group Meeting telah digelar untuk mengidentifikasi peluang investasi dan mencari solusi bersama atas tantangan yang ada. Hasil dari pertemuan tersebut telah mengidentifikasi proyek-proyek yang dikategorikan berdasarkan tingkat kesiapan pelaksanaan.
Pada kategori pertama, terdapat proyek komersial yang sudah siap dieksekusi, seperti proyek panas bumi Muara Laboh dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Legok Nangka. Kategori kedua mencakup proyek-proyek potensial yang sedang dalam tahap studi kelayakan, seperti proyek pengelolaan lahan gambut dan jaringan transmisi Jawa-Sumatera. Sementara itu, kategori ketiga terdiri dari 74 Memorandum of Understanding (MoU) dan inisiatif lainnya yang perlu dikaji lebih lanjut sebelum bisa ditingkatkan ke kategori II atau I.
Airlangga menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memfasilitasi proses debottlenecking, guna mempercepat pelaksanaan proyek-proyek tersebut. Ia juga menyampaikan dukungannya terhadap investasi pada proyek-proyek potensial lainnya, seperti produksi Crude Coconut Oil (CCO) untuk Sustainable Fuel Aviation (SFA), pembangkit listrik tenaga panas bumi, serta produksi amonia dan hidrogen hijau.
“Indonesia berkomitmen untuk memfasilitasi setiap proses debottlenecking guna memastikan pelaksanaan proyek berjalan lancar,” tambah Airlangga.
Di akhir pertemuan, Airlangga berharap kerja sama ini dapat memperkuat pengembangan pembiayaan hijau di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya menciptakan instrumen keuangan yang inovatif dan mekanisme berbasis pasar yang efektif, seperti perdagangan karbon dan sistem perdagangan emisi.
Menko Airlangga tidak sendiri dalam pertemuan ini. Ia didampingi oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, dan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi. Keterlibatan berbagai pihak ini menunjukkan betapa seriusnya Indonesia dalam mengembangkan sektor energi hijau melalui kemitraan strategis dengan Jepang.