STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –– Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) yang sebelumnya nyaris terlupakan, kini mendadak jadi incaran investor.
Dalam beberapa pekan terakhir, harga saham DADA melesat sekitar 171% dari Rp7 menjadi Rp19 per lembar. Antrian beli bahkan tembus lebih dari 12 juta lot. Fenomena ini jarang terjadi, apalagi untuk saham yang lama dianggap sepi peminat.
Yang mengejutkan, di pasar negosiasi saham DADA berpindah tangan di harga Rp45 per lembar. Transaksinya bukan ratusan, melainkan puluhan ribu lot. Padahal di pasar reguler harga sahamnya saat ini berkisar Rp19.
Lonjakan harga di pasar negosiasi sering disebut menjadi tanda awal adanya pergeseran kepemilikan atau strategi investasi jangka panjang. Pola ini sekaligus mengingatkan pada peristiwa serupa yang pernah dialami PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). Saham yang dulu dianggap receh, berubah jadi primadona setelah aksi korporasi besar yang mendatangkan keuntungan berlipat bagi investor awal.
Kini, rumor serupa menyelimuti DADA. Isu masuknya mitra strategis global semakin santer terdengar. Antrian beli jumbo, transaksi negosiasi di harga 300% lebih tinggi, dan lonjakan harga dalam waktu singkat menjadi sinyal kuat pergeseran besar di balik layar.
“Dengan adanya partner strategis berskala global, nilai tambah jangka panjang bagi perseroan akan meningkat, sekaligus memperluas daya saing saham DADA,” ujar pengamat pasar modal Rendy Yefta, dikutip Kamis (21/8/2025).
Ia menambahkan, pasar sudah menunjukkan kepercayaan lewat antrian beli 12 juta lot dan transaksi nego di harga jauh lebih tinggi. Menurutnya, saham yang dulu dianggap tak berharga kini berpotensi berevolusi dari “cacing” menjadi “naga” di bursa Indonesia.
Fenomena backdoor listing juga semakin jadi sorotan. Strategi ini kerap memicu lonjakan harga spektakuler, meski tetap menyimpan risiko besar. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menilai langkah tersebut tak selalu negatif.
“Sekarang gini, kan itu ada opsi buat perusahaan untuk apakah dia mau lakukan IPO atau dia cari partnership, backdoor itu. Terlepas ngeliatnya jangan lihat negatif, tapi itu bagian dari bagian mereka membesarkan perusahaannya,” kata Iman saat konferensi pers HUT ke-48 Pasar Modal RI di gedung BEI, Jakarta.
Edukator Komunitas Saham @ber_investasi, Michael Wijaya, mengingatkan investor tetap bijak. “Fenomena ini memang menjanjikan, tetapi investor tetap perlu bijak membaca peluang dan memastikan fundamental yang mendasarinya,” ujarnya.
Pergerakan harga saham DADA terus berlanjut. Pada perdagangan Rabu pagi, 21 Agustus 2024 pukul 09.55 WIB, harga saham naik ke level Rp19 per lembar. Kenaikan 5,56% atau Rp1 dibanding penutupan sebelumnya.
Volume transaksi tercatat 381,30 ribu lembar dengan nilai Rp7,24 juta dan frekuensi 24 kali. Saham DADA dibuka di Rp19 dan bertahan di level yang sama. Posisi tertinggi dan terendah hari itu sama-sama di Rp19.
Dengan harga tersebut, kapitalisasi pasar DADA tercatat Rp141,20 miliar. Rasio price to earnings (P/E) sebesar 113,06. Perusahaan belum membagikan dividen sehingga yield dividen masih nol.
Sehari sebelumnya, pada perdagangan Selasa, 20 Agustus 2024, saham DADA juga naik Rp1 atau 5,88% ke level Rp18 per lembar. Volume transaksi mencapai 1,99 juta lembar dengan nilai Rp35,35 juta dan frekuensi 58 kali.
Sepanjang 52 minggu terakhir, harga saham DADA sudah menyentuh titik tertinggi di Rp19.
