Jumat, Desember 6, 2024
27.6 C
Jakarta

Anak Usaha Delta Dunia Makmur Raih Kontrak Baru Rp598,7 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –  PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), melalui anak perusahaannya di Australia, BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia) memperoleh kontrak baru dari BPH dan Mitsubishi Alliance (BMA) untuk mengediakan jasa pertambangan di Saraji, sebuah tambang batubara metalurgi yang berlokasi di Bowen Basin, Queensland tengah, Australia.

Ronald Sutardja, Presiden Direktur DOID, mengemukakan, kontrak dari BMA senilai AUD60 juta atau setara dengan Rp598,7 miliar. Kontrak tersebut berlaku untuk jangka waktu lebih dari 18 bulan dengan rata-rata produksi tahunan yang diperkirakan sekitar 7 mbcm per tahun.

BUMA Australia akan menambang lokasi penambangan baru (pit) yang akan dibuka di Tambang Saraji oleh BMA. Tambang Saraji pertama kali dikembangkan pada 1974 dan merupakan salah satu tambang batu bara terbesar di Australia dengan cadangan batubara yang dapat diperoleh kembali. Kontrak tersebut juga mencakup opsi perpanjangan tambahan selama 18 bulan.

Ronald mengemukakan, pihaknya sangat bahagia dapat memperluas kemitraan dengan BMA dan telah terpilih untuk kontrak baru ini untuk menyediakan layanan pertambangan di tambang Saraji.

“Sebagai perusahaan, kami memprioritaskan kepentingan pelanggan kami, yang kami yakini menjadi dasar hubungan jangka panjang kami dengan mitra-mitra terkemuka kami. Kontrak ini menjadi bukti komitmen DOID dalam memperluas portofolio dan meningkatkan kegiatan pertambangan batu bara metalurgi,” katanya.

Pada 2022, Perseroan telah berhasil memperluas diversifikasi portofolio melalui ekspansi kegiatan operasional penambangan batu bara metalurgi, yang menyumbang 13% dari pendapatan Perseroan, sedangkan 87% sisanya berasal dari operasi penambangan batubara berjenis termal.

Sepanjang tahun 2022, Perseroan mencatatkan kinerja keuangan terbaik sepanjang operasional Perseroan dengan membukukan pendapatan sebesar USD1,554 miliar dan laba bersih sebesar USD29 juta.

Overburden removal mencapai 547 mbcm pada tahun 2022, meningkat 68% dari tahun ke tahun. Produksi batu bara juga meningkat menjadi 87 juta ton pada 2022, naik 61% dari tahun 2021.

“Perseroan secara aktif mengelola posisi utang (debt position), mengurangi hutang bersih (net debt) menjadi EBITDA dari 3x di tahun 2021 menjadi 2x di tahun 2022, dengan sekitar 60% dari utang tersebut akan jatuh tempo di tahun 2026 atau sesudahnya,” tutup Ronald.

Artikel Terkait

Ditutup Menguat 0,95%, Ini Tiga Saham Pengungkit IHSG

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa...

Anderson Bay Akuisisi 10% Saham CNKO dalam 3 Hari!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- Anderson Bay Ote, Ltd, perusahaan investasi yang...

Perkuat Investasi, Pengendali Borong 87 Juta Saham SCMA, Segini Nilainya!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK),...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini