Jumat, Februari 7, 2025
25.9 C
Jakarta

Dolar AS Menguat! Kenaikan Imbal Hasil AS Picu Euforia di Pasar

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS kembali menunjukkan kekuatannya pada hari Senin (21/10/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (22/10/2024) WIB, dengan mencatat kenaikan yang beruntun. Hal ini sejalan dengan peningkatan imbal hasil obligasi AS. Data ekonomi yang positif memberikan harapan bahwa Federal Reserve akan bertindak hati-hati dalam pemotongan suku bunga. Selain itu, investor mulai bersiap untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan berlangsung pada 5 November mendatang.

MEngutip CNBC International, selama tiga minggu terakhir, dolar mengalami tren positif. Dalam 16 sesi terakhir, mata uang ini menguat sebanyak 14 kali. Kenaikan ini didorong oleh serangkaian data ekonomi yang mengurangi ekspektasi pasar mengenai kecepatan pemotongan suku bunga oleh Fed.

Saat ini, pasar memprediksi peluang 87% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dalam rapat Fed bulan depan. Di sisi lain, ada 13% kemungkinan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini. Sebelumnya, pasar sepenuhnya memperkirakan adanya pemotongan suku bunga minimal 25 bps sebulan yang lalu.

Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex di New York, menjelaskan, “Situasi ini adalah koreksi pasar yang kembali sejalan dengan kebijakan Fed. Data ekonomi sangat kuat, dan kita akan melihat lebih banyak minggu depan ketika angka GDP dirilis.” 

Imbal hasil obligasi 10 tahun AS juga menunjukkan peningkatan 10,5 basis poin menjadi 4,18%. Bahkan, angka ini mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir di 4,186%. Sebelumnya, Atlanta Fed juga menaikkan perkiraan pertumbuhan GDP kuartal ketiga menjadi 3,4%.

Presiden Federal Reserve Bank of Dallas, Lorie Logan, mengungkapkan bahwa dia memperkirakan pemotongan suku bunga akan berlangsung secara bertahap. Dia juga menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi Fed untuk tidak memperkecil neraca keuangannya.

Di sisi lain, Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, berharap adanya pemotongan suku bunga yang “moderat” dalam beberapa kuartal mendatang. Namun, ia juga memperingatkan bahwa jika pasar tenaga kerja memburuk dengan tajam, dia mungkin akan mendorong pemotongan yang lebih cepat.

Indeks dolar, yang mengukur nilai dolar terhadap sekeranjang mata uang lainnya, naik 0,53% menjadi 104,01. Ini adalah peningkatan harian terbesar sejak 4 Oktober lalu. Di sisi lain, euro turun sebesar 0,5% menjadi US$1,0811, dan poundsterling juga melemah 0,54% menjadi US$1,2977.

Bank Sentral Eropa (ECB) telah memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini. Pada hari Senin, Peter Kazimir, kepala bank sentral Slovakia, mengatakan bahwa inflasi di zona euro semakin mungkin kembali ke target tahun depan. Namun, ia menambahkan bahwa masih diperlukan lebih banyak bukti sebelum ECB bisa menyatakan kemenangan.

Data terbaru menunjukkan harga produsen Jerman jatuh lebih dari yang diperkirakan pada bulan September, turun 1,4% dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan biaya energi.

Para investor juga bersiap menghadapi pemilihan presiden AS yang semakin dekat. Chandler mencatat, “Kemenangan Donald Trump kemungkinan akan membawa tarif yang berdampak pada negara-negara mitra dagang terdekat seperti Kanada, Meksiko, Cina, dan Jepang.”

Dolar menguat sebesar 0,84% terhadap yen Jepang, mencapai 150,77, yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari sembilan minggu di angka 150,83. Jepang juga akan menggelar pemilihan umum pada hari Minggu, 27 Oktober.

Sementara itu, peso Meksiko melemah 0,33% terhadap dolar, berada di angka 19,972. Dolar Kanada juga turun 0,3% menjadi 1,38 per dolar, dan yuan Tiongkok melemah 0,26% menjadi 7,138 per dolar. 

Di dunia kripto, harga bitcoin mengalami penurunan sebesar 1,79%, berada di level US$67.521,00. Dengan berbagai dinamika ini, pasar mata uang tetap menjadi sorotan utama bagi para investor.

Artikel Terkait

Laba Bank Mandiri Taspen Tumbuh 11,93% Jadi Rp1,58 Triliun pada 2024

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- PT Bank Mandiri Taspen (BMTP) membukukan laba...

Naik 6,43%, Laba Bank Capital Indonesia Rp109,38 Miliar pada 2024

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA)...

RSM Internasional Raih Pendapatan Rp161 Triliun di Tahun 2024, Simak Penjelasannya!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - RSM Internasional, penyedia jasa assurance, tax...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini