Jumat, Maret 21, 2025
28.3 C
Jakarta

Harga Minyak Terus Turun Selama Empat Hari, Harapan Damai Rusia-Ukraina Bisa Dongkrak Pasokan

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia jatuh untuk hari keempat berturut-turut pada penutupan perdagangan Senin (17/2/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (18/2/2025) WIB. Pasar merespons potensi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina. Jika tercapai, kesepakatan itu bisa mengurangi sanksi dan meningkatkan pasokan minyak global.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 0.3% menjadi US$70.51 per barel, di New York Mercantile Exchange. Dalam empat hari terakhir, WTI sudah merosot 3.8% dan sempat menyentuh level terendah sejak 30 Desember di US$70.12 per barel.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent, melemah 0.2% mencapai US$74.59 per barel pada pukul 01:12 GMT, di London ICE Futures Exchange. Dalam empat sesi terakhir, Brent sudah anjlok 3.1% setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pembicaraan dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Trump menyatakan keyakinannya bisa bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dalam waktu dekat untuk membahas perdamaian. Washington dan Moskow juga dijadwalkan melakukan pembicaraan awal di Arab Saudi dalam beberapa hari ke depan.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa Ukraina dan Eropa harus ikut dalam negosiasi untuk mengakhiri perang. Ia menyebut pertemuan AS-Rusia pekan ini sebagai ujian apakah Putin benar-benar serius dengan perdamaian.

Pelaku pasar bereaksi negatif terhadap prospek gencatan senjata Rusia-Ukraina. Presiden NS Trading, Hiroyuki Kikukawa, mengatakan harga minyak melemah karena ekspektasi pencabutan sanksi terhadap Rusia yang bisa meningkatkan pasokan global.

Selain itu, pasar juga tertekan kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat perang tarif global. Trump baru-baru ini memerintahkan kajian terhadap tarif balasan terhadap negara yang mengenakan bea masuk pada barang-barang AS, dengan rekomendasi akan disampaikan sebelum 1 April.

Dari sisi produksi, perusahaan energi AS menambah jumlah rig minyak dan gas untuk pekan ketiga berturut-turut. Data Baker Hughes menunjukkan jumlah rig naik dua unit menjadi 588 pada pekan yang berakhir 14 Februari.

Dengan berbagai faktor ini, Kikukawa memperkirakan harga WTI akan bergerak di kisaran US$66-US$76 dalam beberapa waktu ke depan. Namun, jika harga terus melemah, produksi minyak AS bisa ikut terdampak.

Artikel Terkait

Harga Emas Menguat! The Fed Tahan Suku Bunga dan Isyaratkan Dua Pemangkasan di 2025

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali naik pada penutupan...

Harga Minyak Stabil! The Fed Sebut Ketidakpastian Ekonomi Meningkat

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia stabil pada...

Emas Cetak Rekor Baru! Ketegangan di Gaza dan Tarif Trump Jadi Pemicu!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini