STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mencetak rekor baru dengan menembus angka US$2.800 per ons pada penutupan perdagangan Jumat (31/1/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (1/2/2025) WIB. Lonjakan ini dipicu kekhawatiran pasar terhadap ancaman tarif dari Presiden AS, Donald Trump, yang meningkatkan ketidakpastian ekonomi global dan inflasi.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 0,6% menjadi US$2.810,55 per ons setelah sempat mencapai puncak di US$2.817,23. Sementara itu, emas berjangka AS sedikit berubah di angka US$2.822,90, masih lebih tinggi dibanding harga emas spot.
Kenaikan harga emas ini dipengaruhi oleh semakin banyaknya investor yang mencari aset safe haven. Trump menetapkan tenggat waktu hingga Sabtu untuk memberlakukan tarif 25% terhadap impor dari Kanada dan Meksiko. Selain itu, dia juga mempertimbangkan tarif tambahan untuk barang-barang asal China.
Pada bulan Januari, harga emas sudah naik lebih dari 7%, menjadikannya bulan terbaik sejak Maret 2024. Emas pun terus mencetak rekor sepanjang tahun lalu dan masih berpotensi melanjutkan tren positif ini.
Namun, ketidakpastian pasar semakin bertambah dengan pernyataan bertolak belakang antara Trump dan The Fed. Trump menginginkan suku bunga diturunkan, sementara The Fed memilih untuk menahannya. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa belum ada urgensi untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Data inflasi AS yang dirilis Jumat menunjukkan kenaikan harga pada Desember, dipicu oleh lonjakan belanja konsumen. Ini semakin memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan menunda pemangkasan suku bunga lebih lama.
Sementara itu, harga perak turun 0,5% ke US$31,52 per ons setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu bulan pada Kamis. Platinum menguat 1% menjadi US$975,78, sementara paladium naik 1,1% ke US$1.000. Ketiga logam ini tetap berada dalam jalur kenaikan bulanan.