STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia turun lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Senin (3/3/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (3/3/2025) WIB. Penurunan ini terjadi setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memutuskan untuk menambah produksi mulai April. Kekhawatiran atas tarif baru yang akan diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, juga menekan harga.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent, turun US$1,19 atau 1,63% menjadi US$71,62 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot US$1,39 atau 1,99% ke posisi US$68,37 per barel, di New York Mercantile Exchange.
OPEC+, yang mencakup Rusia, sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari selama 18 bulan ke depan. Keputusan ini diambil meskipun permintaan minyak global tumbuh lambat, yang dapat menyebabkan kelebihan pasokan. citeturn0news24
Analis dari PVM, Tamas Varga, menyatakan tarif dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak, tetapi juga membatasi pasokan minyak jika diterapkan pada produsen seperti Kanada dan Meksiko.
Sementara itu, Kanada dan Meksiko bersiap menghadapi keputusan tarif dari AS. Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, menegaskan bahwa negaranya siap menghadapi keputusan apa pun dari Washington.
Di sisi lain, data menunjukkan aktivitas manufaktur di China pada Februari tumbuh pada laju tercepat dalam tiga bulan. Namun, kekhawatiran atas tarif dan pertumbuhan ekonomi global tetap membayangi pasar minyak.
Analis mencatat rencana tarif Trump juga memicu kekhawatiran inflasi di Federal Reserve AS. Hal ini dapat menyebabkan suku bunga tetap tinggi lebih lama, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.
Kekhawatiran akan dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi terhadap permintaan minyak menekan harga WTI, yang telah turun sekitar 10% selama enam minggu terakhir.
Di tengah ketidakpastian ini, para spekulan memangkas posisi net long mereka dalam kontrak berjangka dan opsi di New York Mercantile Exchange dan Intercontinental Exchange ke level terendah sejak Desember 2023, menurut laporan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS.
Selain itu, Inggris mengumumkan beberapa proposal untuk gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia, setelah Prancis mengusulkan jeda satu bulan yang dapat mengarah pada pembicaraan damai.