Minggu, April 20, 2025
27 C
Jakarta

Harga Minyak Naik Tipis, Pasar Masih Wait and See soal Perang Ukraina

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia menguat sekitar 1% pada penutupan perdagangan Jumat (14/3/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (15/3/2025) WIB. Namun,  secara keseluruhan harga komoditas ini hampir tidak berubah sepanjang pekan lalu. Investor masih mencermati perkembangan terkait prospek gencatan senjata di Ukraina yang bisa berdampak pada pasokan energi global.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 70 sen atau 1% menjadi US$70,58 per barel, di London ICE Futures Exchange. Sebelumnya, Brent sempat turun 1,5% pada perdagangan Kamis.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 63 sen atau 1% mencapai US$67,18 per barel, di New York Mercantile Exchange, setelah melemah 1,7% sehari sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan pekan lalu, pergerakan harga minyak cenderung stabil. Pada Jumat lalu, Brent ditutup di US$70,36, sedangkan WTI di US$67,04.

“Minyak Brent terus bergerak di sekitar level US$70 dalam dua pekan terakhir. Apakah ini akan bertahan pekan depan sangat bergantung pada perkembangan politik,” kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (14/3) menyatakan bahwa Moskow mendukung proposal gencatan senjata dari Amerika Serikat, tetapi masih membutuhkan klarifikasi lebih lanjut. Pernyataan ini membuat harapan akan berakhirnya perang Ukraina dalam waktu dekat semakin menipis.

“Jika prospek gencatan senjata terus tertunda, pasar akan memperkirakan bahwa minyak Rusia akan tetap terkena sanksi untuk waktu yang lebih lama,” ujar Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.

Di sisi lain, Trump kembali mendesak Rusia untuk menyetujui kesepakatan damai. Dalam pernyataannya di media sosial pribadinya, ia menegaskan akan mengeluarkan AS dari situasi yang disebutnya sebagai “kekacauan besar dengan Rusia”.

Pemerintah AS juga telah mengumumkan bahwa lisensi untuk transaksi energi dengan lembaga keuangan Rusia akan berakhir pekan ini. Sementara itu, perusahaan-perusahaan milik negara China mulai membatasi impor minyak Rusia karena khawatir terkena sanksi.

Selain ketegangan geopolitik, faktor ekonomi juga mempengaruhi pergerakan harga minyak. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa pasokan minyak global bisa melebihi permintaan sekitar 600.000 barel per hari pada tahun ini. Pertumbuhan pasokan terutama didorong oleh produksi di AS, sementara permintaan global justru lebih lemah dari perkiraan.

Ketidakpastian ekonomi akibat meningkatnya ketegangan perdagangan AS dengan negara lain juga membuat IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk kuartal terakhir 2024 dan awal 2025.

“Risiko permintaan yang tinggi dan peningkatan pasokan dari OPEC+ menghambat pemulihan harga minyak yang berkelanjutan,” tulis analis Commerzbank.

Sementara itu, jumlah rig minyak di AS bertambah satu unit pekan ini, menurut laporan dari perusahaan jasa energi Baker Hughes.

Artikel Terkait

Harga Emas Tembus US$3.300, Investor Panik Cari Aman dari Perang Tarif AS-Tiongkok

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru...

Harga Minyak Dunia Naik US$1 Usai AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Tiongkok

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia naik lebih...

Harga Emas Naik Lagi! Ketegangan Tarif dan Dolar Melemah Jadi Pendorong

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia naik pada penutupan perdagangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru

<p>Anda tidak dapat copy content di situs ini</p>