STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Panin Tbk (PNBN) membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp3,27 triliun pada 2022, meningkat 80,14% dibanding tahun 2021. Demikian dikemukakan Herwidayatmo, Presiden Direktur PNBN dalam keterangan tertulis, Rabu (8/3).
Herwidayatmo mengatakan, pertumbuhan laba bersih PNBN pada 2022 disebabkan penurunan beban operasional selain bunga. Ini sejalan dengan semakin baiknya kualitas kredit yang diberikan PNBN. Perseroan mencatatkan penyusutan biaya cadangan penurunan nilai dari Rp5,25 triliun pada 2021 menjadi Rp3,08 triliun pada 2022.
Kredit yang diberikan naik 9,7% menjadi Rp136,99 triliun, terutama di segmen komersial dan kredit pemilikan rumah (KPR). KPR PNBN mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 22,6%, dan mencapai Rp20,24 triliun dibandingkan sebesar Rp16,51 triliun pada 2021. Adapun pertumbuhan kredit di segmen korporasi sedikit terhambat kebijakan perseroan yang menerapkan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit.
Posisi likuiditas PNBN juga terjaga dengan baik. Ini tercermin pada peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,8% menjadi Rp141,84 triliun. Giro dan tabungan meningkat 5% yang kini tercatat sebesar Rp63,5 triliun, sehingga rasio CASA (dana murah) kini mencapai 44,77%, dengan posisi LDR 91,67%.
Permodalan juga terus ditingkatkan dan telah mencapai Rp47,4 triliun dengan capital adequacy ratio (CAR) terjaga dengan kuat sebesar 30,07%, meningkat dibanding pada periode yang sama tahun 2021 yaitu 29,86%.
Herwidayatmo menambahkan, PNBN berhasil menjaga pengelolaan kualitas aset yang sehat melalui penerapan prosedur penilaian risiko yang sangat hati-hati dan teliti, serta mendorong pemulihan kredit yang direstrukturisasi menjadi normal kembali.
Dengan upaya tersebut, non-performing loan (NPL) dapat dipertahankan di level yang aman. Rasio NPL gross sedikit mengalami penurunan ke level 3,53% dari posisi tahun sebelumnya sebesar 3,54%, sedangkan NPL net berhasil diturunkan menjadi 0,92% dibanding tahun 2021 sebesar 0,95%.
“PNBN melakukan upaya berkelanjutan untuk perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bermasalah, mengelola kredit-kredit yang direstrukturisasi agar kembali normal dan lancar, dan pertumbuhan kredit lancar,” katanya.