STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim optimistis dapat mengantongi laba bersih sekitar Rp1,6 triliun pada akhir 2023. Hal itu disampaikan oleh Busrul Iman, Direktur Utama Bank Jatim, dalam keterangan pers usai acara analyst meeting, di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Menurut Busrul, Perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih antara 5-6% sepanjang tahun ini. Adapun hingga Juni 2023, Bank Jatim berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp720,14 miliar atau sekitar 45% dari target.
Busrul mengatakan, untuk mencapai kenaikan laba bersih sejumlah 5-6%, selain memacu pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII), Bank Jatim juga akan mendorong peningkatan fee base income (FBI). Pada saat bersamaan, Bank Jatim bakal melakukan efisiensi sehingga bisa menekan biaya.
“Saya optimistis target laba bersih tercapai karena outstanding kredit sudah mulai tumbuh. Pendapatan kami terbesar dari pendapatan bunga. Kami dorong juga pendapatan dari treasury dan fee base income. Biaya-biaya kami tekan. Kecuali kami butuh terus untuk CKPN. Kami ingin akhir tahun ini CKPN bisa tumbuh 100% untuk coverage,”imbuhnya.
Selama periode Januari-Juni 2023, Bank Jatim telah membukukan pendapatan bunga bersihsebesar Rp2,34 triliun. Adapun FBI yang diraih sekitar Rp360 miliar per Juni 2023.
“Kami melihat ada potensi peningkatan pendapatan selain bunga yaitu fee base income dan itu kita garap. Sampai akhir tahun, paling tidak ada penambahan fee base income 1,5 kali dari capaian saat ini,”terang Busrul.
Untuk mendongkrak pendapatan yang berasal dari bunga pinjaman, Bank Jatim telah mematok target kenaikan penyaluran kredit berkisar antara 12-13%. Selama semester I 2023, penyaluran kredit Bank Jatim meningkat 13,02% secara tahunan atau year-on-year (YoY) menjadi Rp49,2 triliun. Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial & SME sebesar 25,55% YoY dan sektor konsumer 5,77% YoY.
Menurut Busrul, akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa tercipta kesejahteraan untuk masyarakat. ”Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat,” tegasnya.
Seiring pertumbuhan kredit Bank Jatim, LDR perusahaan semakin membaik dari 45,88% pada Semester I tahun 2022 meningkat jadi 59,54% pada Semester I tahun 2023. Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal itu terlihat darirasio Loan At Risk (LAR) yang melandai diangka 5,77% pada semester I tahun 2023, berbanding 6,86% di tahun sebelumnya (YoY).
Sementara itu, Rasio Non Performing Loan(NPL) Gross Bank Jatim ikut terpangkas menjadi 2,80% pada Semester I 2023, berbanding 4,12% pada periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). ”Penurunan rasio NPL dan LAR ini menunjukkan bahwa kualitas kredit bankjatim menjadi semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” jelas Busrul.