Sabtu, November 15, 2025
26.5 C
Jakarta

Pasar Eropa Tersungkur, Saham ASML Anjlok 15%! Ada Apa?

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa Saham Eropa ditutup melemah pada penutupan perdagangan hari Selasa (15/10/2024) waktu setempat. Ini dipicu oleh tekanan kuat akibat turunnya harga minyak dan saham teknologi. Mayoritas bursa utama di Eropa berakhir di zona merah, menambah tekanan pada suasana pasar yang sudah tidak menentu.

Mengutip CNBC International, Indeks Stoxx 600, yang berisi saham-saham unggulan Eropa, turun 0,7%. Sektor minyak dan gas menjadi yang paling tertekan, jatuh 3,24% setelah harga minyak dunia terus menurun. Saham teknologi juga terpukul cukup keras, dengan penurunan 6,36% pada akhir perdagangan.

ASML, perusahaan semikonduktor asal Belanda, mengalami penurunan yang paling tajam. Saham ASML anjlok 15,6% setelah perusahaan merilis laporan pendapatan kuartalan lebih cepat dari jadwal. Mereka memperkirakan penjualan bersih tahun 2025 hanya mencapai 30 hingga 35 miliar euro, lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya. Kabar ini langsung memicu aksi jual besar-besaran dari para investor.

Penurunan saham ASML juga berdampak pada sektor semikonduktor di Eropa. Kekhawatiran muncul bahwa pemulihan sektor ini mungkin akan lebih lambat dari yang diperkirakan. Sektor semikonduktor selama ini dianggap sebagai pendorong utama pertumbuhan di pasar saham global.

Di Inggris, indeks FTSE 100 melemah 0,52% menjadi 8.249,28. Bursa Jerman juga tidak terlalu bergairah meskipun indeks DAX sempat mencapai rekor intraday, namun akhirnya hanya naik tipis 0,06%. Sementara itu, indeks CAC 40 di Prancis turun 1,05%, dan FTSE MIB Italia melemah 0,29%.

Namun, tidak semua sektor mengalami penurunan. Sektor media naik 1,46%, sementara sektor telekomunikasi melonjak 1,97%. Kenaikan sektor telekomunikasi dipimpin oleh Ericsson, perusahaan asal Swedia, yang sahamnya melonjak 10,8%. Walaupun pendapatan mereka turun 4% dibandingkan tahun lalu, perusahaan ini berhasil mengalahkan ekspektasi pasar.

Selain itu, Bellway, pengembang properti asal Inggris, juga mengalami kenaikan saham hingga 8,3% setelah melaporkan hasil keuangan yang optimis. Perusahaan ini memproyeksikan peningkatan signifikan dalam volume penjualan pada tahun keuangan mendatang, seiring membaiknya kondisi perdagangan.

Selain itu, Kantor Statistik Inggris merilis data yang menunjukkan kenaikan rata-rata upah tanpa bonus sebesar 4,9% dari tahun ke tahun untuk periode Juni hingga Agustus. Meski sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya, angka ini sesuai dengan perkiraan para ekonom.

Melihat kondisi pasar yang terus bergejolak, investor disarankan untuk tetap waspada dan terus memantau perkembangan terkini, terutama menjelang keputusan suku bunga oleh Bank of England yang diprediksi akan berdampak signifikan pada pergerakan pasar.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Bursa Asia Mixed, Pasar Cermati Data Ekonomi AS yang Terbatas

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bursa Asia bervariasi pada perdagangan Kamis...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru