STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) direkomendasikan “beli“ dengan target harga Rp1.700 per unit. Terget tersebut 28,79% di atas harga penutupan saham ACES di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/1), sebesar Rp1.320 per unit.
Harga saham AKRA di BEI, hingga pukul 10.32 WIB, Jumat (13/1), sebesar Rp1.315, turun 0,38%, dari harga penutupan Rp1.320 per unit, Kamis (12/1), dan telah turun 5,71%, jika dibandingkan harga penutupan 30 Desember 2022, yaitu Rp1.400 per unit.
Muhammad Farras Farhan, analis pasar modal PT Samuel Sekuritas Indonesia, Jakarta, mengemukakan dalam laporan riset yang diumumkan Rabu (11/1), pendapatan AKRA diperkirakan Rp50,05 triliun pada 2023, lebih tinggi 7,13%, dari perkiraan pendapatan sebesar Rp46,72 triliun pada 2022. Adapun laba AKRA pada 2022 dan 2023 masing-masing diperkirakan sebesar Rp2,01 triliun dan Rp2,39 triliun.
Muhammad optimistis, potensi pertumbuhan masih terbuka lebar. “Kami meyakini, ruang pertumbuhan AKRA masih lebar. Hal ini didukung oleh inisiatif pemerintah untuk mendorong industri mineral down streaming. Upaya nyata pemerintah berupa peningkatan investasi industri downstream dan kebijakan banning terhadap ekspor bahan mentah,” katanya.
Selain itu, tingginya permintaan energi dan bahan baku dari berbagai sektor yang mulai meningkatkan kapasitas operasionalnya seperti pertambangan, manufaktur, dan lainnya akan dampak positif terhadap performa AKRA.
“Berdasarkan estimasi kami, AKRA mampu meningkatkan volume distribusi migasnya menjadi 2,8 juta kilo liter (kl) (+15%) pada 2022 dan 3 juta kl (+5%) pada 2023,” katanya.
Selain itu, infrastruktur mutakhir yang dimiliki AKRA mampu mendistribusikan bahan kimia secara bulk dengan volume yang besar, sehingga prosesnya lebih efisien. “Kami memproyeksikan AKRA mampu meningkatkan volume distribusi bahan kimianya hingga mencapai 1,7 juta kl (+10% yoy) pada 2022 dan mencapai 1,8 juta kl (+5%) pada 2023,” paparnya.
Muhammad menambahkan, aktivitas usaha di wilayah Indonesia akan kembali meningkat. Hal ini tentunya akan memperbesar permintaan untuk lahan usaha. Saat ini, smelter tembaga terbesar juga sedang dibangun di JIIPE dengan kapasitas produksi sebesar 600.000 MT. Hal ini mampu meningkatkan permintaan tanah terhadap industry downstream.
Saat ini, AKRA telah berhasil menjual 42 hektar lahan JIIPE sepanjang tahun 2022 dan membukukan pendapatan hingga Rp1,4 triliun. “Kami memproyeksi, pada 2023 AKRA mampu membukukan penjualan lahan JIIPE sebanyak 70 hektar lahan dengan potensi pendapatan sebesar Rp2,1 triliun.