STOCKWATCH.ID (WASHINGTON DC) – Pemerintah Indonesia bergerak cepat menyikapi dinamika tarif dagang Amerika Serikat. Presiden Prabowo Subianto langsung menginstruksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk memimpin delegasi ke AS.
Delegasi ini berisi para pimpinan kementerian dan lembaga terkait. Mereka ditugaskan untuk bertemu dengan empat pejabat utama AS yang mengatur kebijakan tarif. Di antaranya adalah Secretary of State, United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce, dan Secretary of Treasury. Delegasi juga dijadwalkan berdialog dengan asosiasi bisnis, lembaga swasta, dan mitra strategis lainnya di AS.
Langkah cepat ini mendapat sambutan hangat dari Pemerintah AS. “Indonesia termasuk salah satu negara yang diterima lebih awal oleh Pemerintah AS untuk membahas kerja sama ekonomi bilateral RI-AS dalam mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” ujar Menko Airlangga, dalam keterangan tertulis dari Washingtong DC, Jumat (18/4/2025) WIB.
Pertemuan pertama digelar Kamis, 17 April waktu setempat. Airlangga bertatap muka langsung dengan Ambassador Jamieson Greer dari USTR dan Howard Lutnick dari Departemen Perdagangan AS. Keduanya merupakan tokoh penting yang menangani langsung kebijakan tarif dagang.
Pertemuan tersebut fokus membahas strategi menghadapi kebijakan Tarif Resiprokal AS terhadap Indonesia. Pemerintah RI menyampaikan berbagai usulan kerja sama. Di antaranya peningkatan pembelian energi, produk pertanian, dan EPC, serta kolaborasi di sektor critical minerals. Pemerintah juga mendorong pemberian insentif bagi perusahaan Indonesia dan AS untuk memperkuat investasi dua arah.
Isu lain yang dibahas adalah penyederhanaan prosedur impor produk AS ke Indonesia, serta pembukaan peluang untuk investasi strategis baik di AS maupun di tanah air.
RI juga menekankan pentingnya kerja sama di bidang pendidikan, sains, ekonomi digital, dan jasa keuangan. Selain itu, pemerintah meminta tarif ekspor produk utama Indonesia bisa lebih rendah dibandingkan kompetitor lain. Tujuannya agar produk Indonesia tidak bersaing langsung dengan industri lokal AS, serta menjaga ketahanan rantai pasok global.
Pemerintah AS menyambut baik semua usulan tersebut. Mereka setuju untuk segera menindaklanjuti di level teknis. “Pihak AS telah menyepakati bahwa isu kebijakan tarif dan kerja sama bilateral RI-AS akan dibahas dan diselesaikan dalam waktu 60 hari ke depan,” tegas Airlangga.
Ke depan, kedua negara akan menjajaki pembentukan kemitraan ekonomi strategis atau Strategic Economic Partnership. Rencana ini akan mencakup kerja sama perdagangan, investasi, critical minerals, serta penguatan rantai pasok yang tangguh.
Dalam kunjungan ini, Airlangga didampingi oleh Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, dan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Washington DC Ida Bagus Made Bimantara.