STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat pertumbuhan pendapatan sekitar 9% menjadi Rp29,2 triliun sepanjang tahun 2022, dari Rp26,75 triliun pada 2021. Mengutip laporan keuangan EXCL yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/2), pendapatan bersih Perseroan berasal antara lain dari pendapatan data dan layanan digital, pendapatan percakapan dan SMS, pendapatan dari jasa interkoneksi dan jasa telekomunikasi lainnya.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, total pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp26,6 trilun selama tahun lalu. Kontribusi sektor ini mencapai 91% dari total pendapatan perusahaan.
“Sepanjang tahun 2022, industri telekomunikasi Indonesia diwarnai dengan persaingan yang cukup ketat, terutama pada periode kuartal keempat. Konsumsi data oleh pelanggan XL Axiata tetap kuat terutama didorong oleh streaming video, yang kami perkirakan akan terus berlanjut di tahun 2023. Selain itu, investasi kami yang masif dalam infrastruktur jaringan baik untuk perluasan atapun peningkatan kapasitas, digitalisasi, personalisasi layanan dan pengoptimalan penggunaan spektrum telah mampu meningkatkan pengalaman pelanggan sehingga mendorong mendorong meningkatnya trafik layanan,” ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (20/2/2023).
Berdasarkan laporan keuangan XL Axiata 2022, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk lebih rendah 13,95% menjadi Rp1,11 triliun (Rp105 per saham) pada 2022, dibandingkan sebesar Rp1,29 triliun (Rp121 per saham) pada 2021. Namun, menurut manajemen Perseroan pertumbuhan laba bersih setelah dinormalisasi (NPAT) meningkat 1%.
Untuk diktehaui, kenaikan pendapatan XL Axiata pada 2022, disertai dengan peningkatan beban yang dipikul Perseroan. Total beban EXCL meningkat sebesar 10,41%, dari Rp22,76 triliun pada 2021 menjadi Rp25,13 triliun pada 2022. Biaya keuangan juga naik 16,81% menjadi Rp2,78 triliun dari Rp2,38 triliun. Akibatnya, laba sebelum pajak XL Axiataterkoreksi 21,05%, dari Rp1,71 triliun pada 2021 menjadi Rp1,35 triliun pada 2022.
Lebih lanjut, jumlah aset XL Axiata tercatat naik 19,97%, dari Rp72,75 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp87,28 triliun per 31 Desember 2022. Kenaikan ini didorong dari pos aset tetap yang bertambah sebesar 8,56 triliun. Adapun ekuitas EXCL naik 28,34%, dari Rp20,08 triliun menjadi Rp25,77 triliun pada 2022.
Dian mengemukakan, pada 2022, XL Axiata juga berhasil mempertahankan total pelanggan sebanyak 57,5 juta pelanggan. Perseroan fokus terus meningkatkan pengalaman dan kenyamanan pelanggan yang lebih baik. Sehingga, kata dia, di periode tersebut perusahaan berhasil meningkatkan blended ARPU (average revenue per user) menjadi Rp39 ribu dari Rp36 ribu pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dian menambahkan, salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah personalisasi penawaran dan layanan. Hasil dari strategi personalisasi yang didukung dengan digitalisasi dan peningkatan kualitas jaringan, berhasil meningkatkan nilai NPS (Net Promoter Score) secara signifikan hingga sebesar 4,5x sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan.
Menurut Dian, hasil dari implementasi operasional berbasis digital melalui penerapan data analytics juga memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan. Ini untuk memenuhi permintaan kebutuhan seluruh segmen pelanggan. Dengan data analytics tersebut,memungkinkan XL Axiata mengevaluasi KPI (key performance indicator) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan. Sehingga, perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat.
XL Axiata juga menjalankan strategi transformasi digital 2.0 untuk mengembangkan pengalaman pelanggan lewat aplikasi MyXL dan MyAxisnet. “Kedua aplikasi telah memberikan hasil yang signifikan pada bulan Desember 2022, yaitu tercatat sekitar 25 juta pelanggan telah aktif menggunakan MyXL dan MyAxisnet, dengan pertumbuhan pengguna aktif mencapai 62%. Dengan aplikasi tersebut dapat mempertajam prediksi tentang tren yang akan datang dan perilaku pelanggan, serta memungkinkan untuk memberikan penawaran yang tepat kepada pelanggan yang tepat, pada waktu yang tepat pula,” Jelas Dian.
Selaras dengan visi perusahaan menjadi operator konvergensi terdepan di Indonesia (#1 Converged Operator in Indonesia), XL Axiata juga terus berupaya keras mengenalkan layanan konvergensi kepada masyarakat luas, sekaligus meningkatkan manfaatnya. Hingga akhir tahun 2022, 37% dari pelanggan XL Home telah beralih menjadi pelanggan XL SATU, yang berarti menunjukkan kuatnya permintaan atas produk konvergensi ini.
Akuisisi Linknet yang dilakukan tahun 2022 lalu juga akan sangat mendukung pengembangan produk konvergensi ini di masa mendatang. Selain itu, XL Axiata juga telah menuntaskan akuisisi Hypernet. Langkah ini akan semakin memperkuat portofolio XL Axiata pada layanan korporasi (B2B). Melanjutkan akuisisi Linknet, XL Axiata bersama Linknet juga telah meluncurkan produk kolaborasi di kuartal ketiga tahun 2022.