STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Global Digital Niaga Tbk (blibli) menggelar Penawaran Umum Perdana (PUP) 17,771 miliar saham pada 1-3 November 2022. Demikian prospektus blibli yang diumumkan di Jakarta, Senin (17/10).
Total saham PUP tersebut di atas setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor blibli setelah PUP saham. Penawaran awal PUP saham blibli dimulai pada 17-24 Oktober 2022. Penjatahan dan distribusi saham secara elektronik masing-masing pada 03 November 2022 dan 04 November 2022.
Menurut menajemen blibli, saham blibli ditawarkan di kisaran Rp410 hingga Rp460 per unit. Dari PUP ini, calon emiten di bidang perdagangan eceran melalui media untuk barang campuran, aktivitas pengembangan aplikasi perdagangan melalui internet (e-commerce) ini akan memperoleh tambahan modal maksimal Rp8,174 triliun.
Menurut Direksi blibli, sebesar Rp5,50 triliun dana PUP saham untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan. Sisanya sebesar Rp2,674 triliun untuk modal kerja Perseroan dan anak usaha Perseroan.
Saham calon emiten bernominal Rp250 per unit itu akan dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 07 November 2022. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menerbitkan pernyataan efektif untuk PUP blibli pada 28 Oktober 2022.
Pendapatan bersih blibli mencapai Rp6,71 triliun per Juni 2022, meningkat 124,41% dibandingkan Rp2,99 triliun per Juni 2021. Seiring pendapatan, beban pokok blibli juga naik sebesar 122%, dari Rp2,77 triliun menjadi Rp6,15 triliun. Meski begitu, laba kotor blibli berhasil tumbuh 148,60%, dari Rp225,57 miliar menjadi Rp560,76 miliar per Juni 2022.
Perseroan merugi Rp2,50 triliun per Juni 2022, meningkat 123,21%, dari Rp1,12 triliun per Juni 2021. Peningkatan rugi blibli ini disebabkan oleh kenaikan beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban lain-lain masing-masing 97,46%, 61,66% dan 1.376,24% per Juni 2022.
Total aset blibli mencapai Rp16,86 triliun per 30 Juni 2022, turun 8,27%, dari Rp18,38 triliun per 31 Desember 2021. Adapun total ekuitas blibli turun 19,05%, dari Rp10,08 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp8,16 triliun per 30 Juni 2022. Sementara total liabilitas blibli naik 4,82%, dari Rp8,30 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp8,70 triliun per 30 Juni 2022.