STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia hampir tidak bergerak pada penutupan perdagangan Kamis (5/12/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (6/12/2024) WIB. OPEC+ memutuskan untuk menunda rencana kenaikan produksi.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2025 turun 24 sen atau 0,35%, menjadi US$68,30 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari 2025 merosot 22 sen atau 0,3%, mencapai US$72,09 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Keputusan OPEC+ untuk mempertahankan pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari hingga Maret 2025 membuat pasar stabil. Namun, tekanan tetap ada. Permintaan global lemah dan produksi AS terus meningkat. Delapan negara anggota OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, sepakat untuk mempertahankan pengurangan produksi ini.
Rencana OPEC+ adalah mengurangi pemotongan secara bertahap setiap bulan, dengan target selesai pada September 2026. Langkah ini diambil untuk “mendukung stabilitas pasar,” menurut pernyataan resmi negara-negara anggota.
Namun, meskipun upaya stabilisasi dilakukan, harga minyak masih tertekan. Permintaan lemah di China dan produksi AS yang kuat menjadi faktor penghambat. Negara-negara OPEC+ kesulitan mengembalikan pasokan minyak ke pasar global.
Mukesh Sahdev, Kepala Pasar Komoditas Global di Rystad Energy, mengatakan bahwa keputusan ini menunjukkan OPEC+ khawatir akan potensi kelebihan pasokan. Selain itu, ada ketidakpatuhan terhadap target produksi di antara negara anggota.
Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris juga memperingatkan bahwa pasokan minyak global akan melebihi permintaan sebesar 1 juta barel per hari pada tahun depan. Hal ini akan terjadi meskipun pemotongan produksi OPEC+ tetap berlaku.
