Senin, Oktober 13, 2025
33.7 C
Jakarta

SBMA Siap Ekspansi ke Bisnis Konstruksi dan Limbah, Studi Kelayakan Sudah Beres

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) siap memperluas sayap bisnisnya ke sektor konstruksi dan pengelolaan limbah berkelanjutan. Langkah ini diambil setelah hasil studi kelayakan menyatakan rencana diversifikasi usaha tersebut layak dijalankan.

Direktur Utama SBMA, Rini Dwiyanti, menegaskan ekspansi ini bukan sekadar perluasan bisnis, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat ekosistem gas industri yang sudah dibangun perusahaan. “Langkah ini memperkuat ekosistem bisnis gas industri SBMA melalui pemanfaatan hasil samping produksi acetylene (limbah karbid) menjadi bahan bangunan bernilai tambah,” ujar Rini di Balikpapan, dikutip Senin (13/10/2025).

Rencana diversifikasi ini disampaikan SBMA dalam keterbukaan informasi pada 2 Oktober 2025. Langkah tersebut merupakan bagian dari pemenuhan ketentuan Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.

Perubahan lini usaha ini telah dinyatakan layak berdasarkan hasil Studi Kelayakan dari Kantor Jasa Penilai Publik independen. SBMA akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 10 November 2025.

Dalam rencana barunya, SBMA akan menambahkan tujuh Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) untuk memperluas cakupan bisnis. Perluasan ini dilakukan tanpa meninggalkan akar bisnis utama di sektor gas industri.

Diversifikasi ini dinilai tepat waktu karena meningkatnya kebutuhan jasa konstruksi dan pengelolaan limbah di Kalimantan Timur, khususnya untuk mendukung proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dengan infrastruktur bisnis yang telah mapan di wilayah tersebut, SBMA berada dalam posisi strategis untuk menjadi pemasok bahan konstruksi dan layanan industri berkelanjutan.

“SBMA punya first mover advantage sebagai anak daerah. SBMA siap menangkap peluang nasional, bukan hanya pelengkap proyek IKN,” tutur Rini.

Tujuh KBLI baru yang diusulkan SBMA meliputi:

  1. KBLI 23953 – Industri Barang dari Semen dan Kapur untuk Konstruksi (produksi paving block dan sejenisnya).
  2. KBLI 46633 – Perdagangan Besar Genteng, Batu Bata, Ubin, dan Sejenisnya (distribusi material bangunan).
  3. KBLI 38220 – Treatment dan Pembuangan Limbah Berbahaya (pengelolaan limbah B3 dan pemanfaatan limbah karbid untuk bahan konstruksi).
  4. KBLI 2392 & 23929 – Industri Bahan Bangunan dari Tanah Liat/Keramik (produksi ubin, batu bata, dan lainnya).
  5. KBLI 49432 – Kegiatan Angkutan Bermotor untuk Barang Khusus (transportasi bahan industri).
  6. KBLI 46100 – Perdagangan Besar atas Dasar Balas Jasa atau Kontrak (perdagangan berdasarkan kontrak proyek).

Langkah diversifikasi ini diharapkan membuka sumber pendapatan baru, memperkuat kinerja keuangan, sekaligus memperkokoh citra perusahaan sebagai pelaku industri berkelanjutan.

Hingga September 2025, jumlah investor SBMA tercatat naik menjadi 3.615 investor, meningkat dari 3.469 investor pada bulan sebelumnya. Kestabilan komposisi kepemilikan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap arah transformasi perusahaan.

Dengan diversifikasi ini, SBMA tak hanya memperluas lini usaha, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan lingkungan. Rencana produksi material bangunan dari limbah karbid menjadi bukti nyata upaya menciptakan nilai ekonomi sekaligus mengurangi dampak lingkungan.

“Diversifikasi ini bukan berarti kami meninggalkan bisnis inti di gas industri. Sebaliknya, kami memperkuat fondasi bisnis tersebut dengan menambahkan sektor yang mendukung efisiensi dan keberlanjutan operasi,” tegas Rini.

Jika disetujui dalam RUPSLB mendatang, SBMA akan resmi memasuki babak baru sebagai perusahaan berbasis konstruksi dan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Transformasi ini menandai langkah nyata SBMA menuju masa depan industri yang hijau, efisien, dan berkelanjutan.

Artikel Terkait

Diversifikasi, Corporate Secretary BOLA Buang 1 Juta Saham Perusahaan Sendiri

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Yohanes Ade Bunian Moniaga, Corporate Secretary...

Saham BREN, AMMN, RATU dan CDIA Angkat IHSG Sesi I Naik 0,02% ke 8.259,397

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada...

Siap Jadi Pengendali Baru, Lim Shrimp Org Akuisisi 35,91% Saham Sumber Mas Konstruksi (SMKM)

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Lim Shrimp Org Pte. Ltd, perusahaan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru