STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat (27/9/2024), tetapi tetap berpotensi untuk meraih kuartal terbaik dalam lebih dari delapan tahun. Meskipun harga turun, emas telah mencatat serangkaian rekor harga tertinggi dalam beberapa sesi terakhir. Hal ini tidak lepas dari kebijakan pelonggaran moneter yang diterapkan di AS.
Mengutip CNBC International, saat ini, harga emas spot berada di angka US$2.651,88 per ons, turun 0,7% setelah mencapai puncak tertinggi historis sebesar US$2.685,42 pada hari Kamis. Dalam kuartal ini, emas telah mengalami kenaikan sekitar 14%, menjadikannya performa terbaik sejak kuartal pertama tahun 2016. Secara keseluruhan, tahun ini harga emas naik sekitar 29%, lonjakan terbesar dalam 14 tahun terakhir.
Kenaikan harga ini didorong oleh harapan akan pelonggaran suku bunga lebih lanjut setelah Federal Reserve memotong suku bunga sebesar setengah persen pekan lalu. Permintaan spekulatif untuk emas kini mencapai level “oversold”. Beberapa bank bahkan memperkirakan harga emas dapat melonjak menuju US$3.000 per ons.
“Level US$3.000 per ons tahun ini sangat mungkin. Banyak faktor yang bisa memicu lonjakan ini,” ungkap Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures. Dia menambahkan bahwa keruntuhan negosiasi perdamaian di Timur Tengah, penurunan pasar tenaga kerja, dan potensi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Fed bisa mendukung pasar emas.
Namun, lonjakan harga ini juga berpengaruh pada permintaan fisik di negara konsumen utama seperti China dan India. Beberapa investor malah memilih untuk menjual kepemilikan mereka ketimbang membeli emas minggu ini.
Sementara itu, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas yang didukung oleh logam fisik mencatat aliran masuk bersih yang moderat pekan lalu. “Meskipun demikian, kontribusi mereka terhadap lonjakan harga belum maksimal. Aktivitas ETF diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang,” jelas John Reade, kepala strategi pasar senior di Dewan Emas Dunia.
Kenaikan harga emas juga membawa pengaruh positif bagi harga perak. Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa lonjakan ini mungkin tidak akan bertahan lama. Harga perak spot turun 1,3% menjadi US$31,61 per ons setelah mencapai level tertinggi sejak Desember 2012 di US$32,71 pada hari Kamis. Sementara itu, platinum turun 0,8% menjadi US$999,75 dan paladium jatuh 3,6% menjadi US$1.009,87.
