STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia terbang tinggi pada penutupan perdagangan Senin, (26/8/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (27/8/2024) WIB. Harga minyak mentah AS melonjak lebih dari 3%. Ini adalah kenaikan terbesar dalam dua minggu terakhir. Laporan penghentian produksi minyak di Libya serta ketegangan di Timur Tengah antara Israel dan Hezbollah memicu lonjakan ini
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober melonjak US$2,59 atau 3,46% mencapai US$77,42 per barel, di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan kenaikan dan menjadi harga tertinggi sejak 16 Agustus.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober melesat US$2,41 atau 3,05% menjadi US$81,43 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Pemerintah Libya mengumumkan penghentian produksi dan ekspor minyak karena perselisihan antara pemerintahan di Benghazi dan Tripoli. Konflik internal ini menimbulkan kekhawatiran besar mengenai pasokan minyak global.
Menurut Matt Smith, analis utama minyak di Kpler, penghentian produksi dan ekspor minyak Libya dapat berdampak signifikan pada pasar global. Libya, yang memproduksi sekitar 1,2 juta barel per hari, mengekspor lebih dari 1 juta barel ke pasar internasional. Smith juga menambahkan bahwa minyak mentah AS bisa menjadi pihak yang paling diuntungkan dari situasi ini, karena Eropa kemungkinan akan beralih membeli minyak shale AS untuk menggantikan pasokan dari Libya.
Di sisi lain, situasi di Timur Tengah semakin memanas. Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon sebagai langkah pencegahan terhadap serangan rudal dari Hezbollah. Sementara itu, Hezbollah mengklaim telah meluncurkan ratusan rudal ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan salah satu komandan senior mereka pada Juli lalu.
Ketegangan di kawasan Timur Tengah terus meningkat, terutama setelah pembunuhan komandan Hezbollah di Beirut dan seorang pemimpin Hamas di Tehran. Meski Iran telah bersumpah akan membalas Israel, hingga kini serangan yang dijanjikan tersebut belum terjadi.