STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp450 per unit. Penawaran umum mulai dibuka pada 25-27 Juli 2023.
Dalam aksi korporasi ini, RMKO melepas sebanyak 250 juta saham atau sebesar 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO saham. Dari IPO saham, calon emiten di bidang jasa penunjang pertambangan dan jasa penyewaan alat-alat berat ini akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp112,500 miliar.
Dana yang diperoleh RMKO dari hajatan IPO ini, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung kegiatan usaha. Hal ini antara lain berupa pembelian suku cadang alat berat, pemeliharaan alat berat, kendaraan dan mesin yang dimiliki Perseroan. Saham RMKO anakn dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Juli 2023. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan pernyataan efektif untuk proses IPO Perseroan pada 21 Juli 2023.
Kinerja Perseroan sepanjang tahun 2022 menggembirakan. Pendapatan RMKO, misanya, mencapai Rp184,878 miliar pada 2022. Angka ini naik sebesar Rp160,244 miliar atau tumbuh sebesar 650,49% dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2021 sebesar Rp24,634 miliar.
Kenaikan pendapatan ini terutama disebabkan oleh adanya pendapatan jasa penambangan sebesar Rp140,192 miliar dan naiknya pendapatan jasa sewa alat berat menjadi Rp44,686 miliar dibandingkan Rp10,023 miliar pada 2021. Hal ini dikarenakan pada tahun 2022, RMKO memulai kontrak sebagai kontraktor pertambangan pada proyek milik PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan dan meningkatnya jumlah alat berat yang disewakan kepada PT Royaltama Mulia Kencana (RMUK) dan PT RMK Energy Tbk (RMKE).
Hasilnya, dari pendapatan tersebut di atas, Perseroan mampu membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp19,082 miliar pada 2022. Pencapaian ini berbading terbalik jika dibandingkan tahun 2021, dimana Perseroan merugi sebesar Rp259,827 juta.
Sementara total aset Perseroan mengalami penurunan sebesar Rp28,844 miliar, atau tergerus 11,09%, dari Rp260,127 miliar pada 2021 menjadi Rp231,283 miliar pada 2022. Penurunan ini terutama disebabkan karena pada periode 31 Desember 2022 aset lancar mengalami penurunan sebesar Rp153,483 miliar.
Jumlah liabilitas Perseroan pada 2022 mencapai Rp114,742 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp97,926 miliar atau merosot 46,05% dibandingkan dengan jumlah liabilitas pada 2021 sebesar Rp212,668 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan karena di periode 31
Desember 2022 liabilitas jangka pendek menurun sebesar Rp132,582 miliar.
Adapun jumlah ekuitas Perseroan pada 2022 mencapai Rp116,541 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp69,081 miliar atau tumbuh 145,56% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada 2021 sebesar Rp47,459 miliar.
Peningkatan ini disebabkan karena di periode 31 Desember 2022 modal ditempatkan dan disetor meningkat sebesar Rp50 miliar serta saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya meningkat sebesar Rp19,081 miliar.