Kamis, Maret 20, 2025
26.7 C
Jakarta

Harga Minyak Melesat! Pasokan Ketat dan Sanksi Rusia Jadi Perhatian

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali naik dan bertahan di level tertinggi dalam sepekan terakhir pada penutupan perdagangan Rabu (19/2/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (20/2/2025) WIB. Kenaikan ini didorong oleh kekhawatiran gangguan pasokan akibat serangan drone di Rusia serta cuaca ekstrem yang mengancam produksi di Amerika Serikat.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,6% atau 40 sen menjadi US$72,25 per barel, di New York Mercantile Exchange. Ini menjadi harga penutupan tertinggi sejak 11 Februari 2025.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent, naik 0,3% atau 20 sen mencapai US$76,04 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Lonjakan harga ini dipicu oleh tiga faktor utama: Rusia, Iran, dan kebijakan OPEC. Pasar masih mencari kepastian terkait dampak sanksi yang diumumkan terhadap Rusia serta kemungkinan perpanjangan pemangkasan produksi OPEC+.

Rusia melaporkan aliran minyak dari Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) terganggu akibat serangan drone Ukraina pada stasiun pemompaan, mengurangi pasokan sebesar 30-40%. Jika dihitung, pemotongan 30% ini setara dengan kehilangan pasokan 380.000 barel per hari. Presiden Vladimir Putin bahkan menuding serangan ini dilakukan dengan koordinasi sekutu Barat Ukraina.

Di Amerika Serikat, cuaca dingin ekstrem mengancam pasokan minyak. Otoritas Pipa Dakota Utara memperkirakan produksi minyak di negara bagian tersebut bisa turun hingga 150.000 barel per hari akibat kondisi cuaca buruk.

Pasar juga menyoroti kemungkinan OPEC+ menunda peningkatan produksi yang direncanakan pada April. Beberapa analis memperkirakan kartel minyak tersebut akan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi untuk menjaga harga tetap stabil.

Di sisi lain, tekanan terhadap harga minyak juga datang dari potensi negosiasi damai antara Israel dan Hamas, yang bisa mengurangi risiko gangguan pasokan di Timur Tengah. Selain itu, tarif baru yang diumumkan pemerintahan Donald Trump berpotensi melemahkan perekonomian global dan menekan permintaan bahan bakar.

Investor kini menunggu data stok minyak AS dari American Petroleum Institute (API) dan Badan Informasi Energi (EIA), yang sempat tertunda karena libur Hari Presiden. Analis memperkirakan ada tambahan 2,2 juta barel ke dalam cadangan minyak AS dalam sepekan terakhir. Jika benar, ini akan menjadi kenaikan persediaan selama empat pekan berturut-turut, pertama kalinya sejak April 2024.

Artikel Terkait

Emas Cetak Rekor Baru! Ketegangan di Gaza dan Tarif Trump Jadi Pemicu!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru...

Harga Minyak Turun, Pasar Menanti Hasil Pembicaraan Trump dan Putin

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak melemah sekitar 1% pada...

Harga Emas Stabil di Sekitar US$3.000, Pasar Menanti Keputusan The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bertahan stabil pada penutupan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini