STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia berakhir mixed pada penutupan perdagangan Kamis (6/7/2023) waktu setempat atau Jumat (7/7/2023) WIB. Pemantik beragamnya akhir perdagangan harga komoditas ini antara lain lantaran para pelaku pasar kuatir Federal Reserve (The Fed) bakal melakukan pengetatan moneter lebih lanjut. Ini seiring dengan membaiknya data ketenagakerjaan swasta dan indikator sektor jasa-jasa di Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2023 ditutup meningkat tipis 1 sen atau 0,01%, menjadi 71,80 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September 2023 berakhir melemah 13 sen atau 0,17%, menjadi 76,52 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) pada Kamis (6/7/2023) terungkap bahwa Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa AS naik menjadi 53,9 pada Juni dibandingkan 50,3 pada Mei. Angka ini bahkan lebih tinggi ketimbang perkiraan konsensus yakni 50,8.
Sementara itu, mengacu pada data yang dirilis oleh ADP Research Institute diketahui bahwa di sektor swasta AS, terjadi penambahan 497.000 pekerjaan pada Juni. Capaian tersebut jauh lebih tinggi dari 267.000 pada Mei. Angka ini juga berada di atas konsensus perkiraan pasar sebesar 235.000.