Senin, Desember 9, 2024
29.6 C
Jakarta

IPO, Begini Rencana Bisnis Amman Mineral Internasional

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Penawaran Umum Perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 28 Juni – 3 Juli 2023. Dalam aksi korporasi ini, Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya sebesar 7.287.520.000 saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp125,- setiap saham. Itu mencapai 10% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO.

Adapun rentang harga yang ditawarkan berkisar antara Rp1.650 – 1.775 per saham. Sehingga, dari IPO ini, dana publik yang bisa dihimpun AMMAN mencapai Rp12.935.348.000.000. Sebagian besar dana tersebut akan digunakan untuk kegiatan pengembangan usaha.

Untuk diketahui, masa penawaran awal atau bookbuilding akan dilaksanakan mulai 31 Mei 2023 hingga 16 Juni 2023. Rencananya, saham AMMAN akan tercatat di Papan Perdagangan Utama BEI menggunakan kode perdagangan AMMN. Untuk memuluskan rencana aksi korporasi ini, Perseroan telah menunjuk PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters).

Presiden Direktur AMMAN, Alexander Ramlie mengatakan aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era transisi energi, yang akan mendorong permintaan akan komoditas tembaga di masa mendatang.

“Pengembangan usaha AMMAN, mulai dari pembangunan smelter, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas merupakan langkah besar yang akan membawa dampak positif bagi Perseroan dan pemangku kepentingan (stakeholders), dan juga bagi masyarakat sekitar wilayah operasional, warga Indonesia, dan juga dunia,” ujar Alexander pada acara Investor Gathering di Bali Room, Hotel Kempinski, Jakarta, pada hari Rabu (31/5/23).

Alexander memaparkan bahwa saat ini anak usaha AMMAN, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sudah memasuki Fase 7 dalam operasional tambang Batu Hijau, di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan cebakan Elang.

“Kami sedang tahap pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang hingga 2030. Kami juga akan mulai mempersiapkan Elang untuk dapat memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046” paparnya.

Data cadangan bijih Amman untuk Batu Hijau dan Elang per tanggal 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas. Selain memiliki cadangan yang melimpah, keunggulan lain yang dimiliki Perseroan adalah biaya produksi yang rendah. Data dari Wood Mackenzie menunjukkan bahwa C1 cash cost1 AMMAN merupakan salah satu yang terendah jika dibandingkan perusahaan tambang tembaga lain di dunia. Hal ini dapat dicapai karena berbagai inisiatif untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, hingga memecahkan rekor historis dan bahkan standar global.

Berikan Nilai Tambah

AMMAN melalui anak usahanya yaitu PT Amman Mineral Industri (AMIN) akan membangun smelter berkapasitas input awal 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun. Nantinya, smelter ini akan mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang.

“Smelter akan menghasilkan 222.000 ton katoda tembaga, 830.000 ton asam sulfat (dengan konsentrasi 98,0%). Lalu untuk Pemurnian Logam Mulia akan menghasilkan 18 ton emas batangan (dengan kemurnian emas 99,9%), 55 ton perak batangan (dengan kemurnian perak 99,9%), dan logam mulia lainnya. Smelter ini dibangun sebagai upaya Perseroan dalam mendukung program hilirisasi pemerintah. Dengan pengolahan konsentrat tembaga yang dilakukan di dalam negeri, Perseroan memberikan nilai tambah bagi produk, untuk Indonesia,” terang Alexander.

Operasional dengan Prinsip Keberlanjutan

Perseroan senantiasa menjalankan operasional dengan prinsip berkelanjutan. Salah satunya adalah pengoperasian PLTS terbesar di Indonesia saat ini untuk operasional pertambangan, dengan kapasitas puncak 26,8 Megawatt sejak Juni 2022. Dengan PLTS tersebut, Perseroan dapat berkontribusi mengurangi emisi CO2 hingga 40.000 ton/tahun. Peningkatan produktivitas dan efisiensi haul truck juga dapat menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 30 persen.

Selain berbagai upaya pengelolaan sumber daya, AMMAN juga melakukan berbagai inisiatif bagi masyarakat sekitar wilayah operasional yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Program pendidikan vokasi bagi generasi muda di wilayah KSB; peningkatan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM); serta pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi bagian utama dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

Artikel Terkait

Perluas Basis Investor, Saraswanti Anugerah Siap Stock Split jadi Rp50

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk...

Siap-Siap! Januari 2025, Bayan Resources Bagi Dividen Interim US$300 Juta

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berencana...

Terus Menyala! IHSG Sesi I di Atas 7.400, Naik 0,36%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini