STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) atau CP Prima pada tanggal 15 Desember 2023 telah melunasi seluruh utang Tranche A dari Senior Facility Agreement (SFA) hasil restrukturisasi obligasi tahun 2021 yang lalu. Hal ini dikonfirmasi oleh Madison Pacific selaku wali amanat para pemegang obligasi berdasarkan surat pernyataan tanggal 17 Januari 2024.
Armand Ardika, Sekretaris Perusahaan CPRO, mengemukakan, pelunasan utang ini lebih cepat dua tahun dari masa jatuh tempo hutang yang jatuh pada tahun 2025. Ini terutama disebabkan oleh kinerja Perseroan yang semakin membaik dalam beberapa tahun terakhir.
“Pelunasan utang ini juga ditopang oleh tingginya animo para petambak budidaya perikanan, tumbuhnya konsumsi makanan boga bahari, serta berkembangnya komunitas pencinta hewan kesayangan,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (29/1/2024).
Armand mengemukakan, sepanjang Januari hingga September 2023, Perseroan berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 12,5% menjadi Rp321,43 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pendapatan CPRO naik sebesar 9,5% year-on-year (YoY) menjadi Rp6,76 triliun. Ini didorong oleh peningkatan penjualan dari bisnis pakan dan segmen makanan. Meski beban pokok penjualan naik 11,8% menjadi Rp5,49 triliun, CPRO dapat membukukan pertumbuhan laba kotor sebesar 0,7% menjadi Rp1,27 triliun.
Namun, beberapa pos biaya juga mencatatkan kenaikan seiring dengan peningkatan penjualan dan program penetrasi pasar Perseroan dalam segmen makanan olahan. Beban penjualan Perseroan naik sebesar 17,0% menjadi Rp315,57 miliar dan beban umum dan administrasi juga naik tipis sebesar 0,9% menjadi Rp347,29 miliar YoY.
Berdasarkan pencapaian YoY, Perseroan optimis dapat mencapai target pertumbuhan penjualan tahun 2023 yang diproyeksikan mencapai sekitar Rp9 triliun.
Armand menegaskan, paska pelunasan utang Tranche A dari SFA, tersisa utang Tranche B dari SFA dengan total sekitar USD16 juta atau kurang lebih setara dengan Rp250 miliar yang akan jatuh tempo pada tahun 2026.
Pada tahun 2024, Perseroan tetap fokus untuk meningkatkan penjualan di kedua segmen utama bisnis Perseroan, yaitu segmen produk makanan boga bahari dan segmen bisnis pakan, baik pakan budidaya perikanan dan makanan hewan kesayangan. Realisasi rencana capex Perseroan yang mencakup kedua lini bisnis utama Perseroan menjadi kunci pertumbuhan Perseroan karena kapasitas produksi yang terbatas.
Pelunasan hutang SFA lebih dini mengurangi beban keuangan Perseroan, sehingga penghematan biaya ini dapat digunakan untuk mendanai capex ekpansi Perseroan di bidang pengolahan makanan boga bahari dan pabrik pakan.
Armand menambahkan, dalam waktu dekat, Perseroan juga telah merencanakan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSLB). Ini terkait dengan pengunduran diri Komisaris Perseroan, Mr. Michael Nacson dan Mr. Tobias Damek. Kedua Komisaris Perseroan ini sebelumnya diangkat melalui RUPSLB pada tahun 2018 untuk mengemban tugas khusus agar Perseroan dapat menyelesaikan kewajiban finansial paska restrukturisasi obligasi.
“Dengan lunasnya hutang Tranche A dari SFA, Perseroan menghormati keinginan Mr. Nacson dan Mr. Damek dan merencanakan RUPSLB untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku mengenai perubahan pengurus Perseroan,” tutup Armand.