STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencetak total produksi batu bara sebesar 41,9 juta ton sepanjang tahun 2023. Angka ini melampaui target awal sebesar 41 juta ton. Peningkatan signifikan tersebut mencerminkan pertumbuhan sebesar 13% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatat produksi sebesar 37,1 juta ton.
Kontribusi besar datang dari PT Pamapersada Nusantara (PAMA), kontraktor jasa pertambangan, yang menyumbangkan 56% dari produksi total atau setara dengan 23,6 juta ton. Disusul oleh PT Satria Bahana Sarana (SBS) dengan 7,5 juta ton atau 18% produksi, dan PT Putra Perkasa Abadi (PPA) dengan kontribusi sebesar 5,6 juta ton atau 13%.
Sementara 4,2 juta ton atau 10% sisanya berasal dari hasil produksi swakelola PTBA. Sedangkan anak usaha PT Internasional Prima Coal (IPC) menyumbangkan 1,03 juta ton. Keberhasilan PTBA dalam mencapai target produksi ini sejalan dengan upaya peningkatan volume penjualan batu bara yang mencapai 37,0 juta ton.
Menanggapi pencapaian tersebut, Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Niko Chandra, menyatakan, “Perseroan terus berupaya mengoptimalkan kinerja operasional. Kami akan memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan bagus, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru.”
Penjualan ekspor PTBA pada 2023 menunjukkan keberhasilan diversifikasi pasar, dengan pertumbuhan signifikan di beberapa negara baru seperti Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Bangladesh.
Pentingnya proyek-proyek strategis juga ditekankan, dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 (2×621,72 MW) yang berhasil beroperasi secara komersial sejak 7 Oktober 2023. Selain itu, pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim – Keramasan diharapkan meningkatkan kapasitas hingga 20 juta ton per tahun. Bukit Asam terus berkomitmen untuk menjaga kinerja unggul dan memanfaatkan peluang-peluang baru dalam industri batu bara.