STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Sepanjang tahun 2023, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan seluruh stakeholders pasar modal, telah berhasil meluncurkan sejumlah layanan sekaligus meraih sejumlah pencapaian. Hal ini meliputi normalisasi jam perdagangan Efek Bersifat Ekuitas seiring dengan kembalinya aktivitas masyarakat pasca pandemi, serta normalisasi batas Auto Rejection Bawah (ARB) secara bertahap pada 5 Juni dan 4 September 2023. Demikian dikemukakan, Iman Rachman, Direktur Utama BEI di Jakarta, Kamis (26/10).
Sementara itu, demikian Iman, normalisasi jam perdagangan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) dan pelaporan melalui Sistem Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) juga telah diterapkan pada 14 Agustus 2023.
“BEI juga meluncurkan produk dan layanan baru, seperti peluncuran Indeks Papan Akselerasi pada 31 Mei 2023, peluncuran Papan Pemantauan Khusus (hybrid) pada 12 Juni 2023, dan peluncuran aplikasi IDX Mobile pada 13 Juli 2023 yang dapat memberikan kemudahan bagi investor dalam mengakses dan memanfaatkan informasi atau data pasar modal,” kata Iman usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI Tahun 2023 di Jakarta, Kamis (26/10).
Dalam rangka meningkatkan layanan terkait pelaporan transaksi Efek bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) serta lelang Surat Utang Negara (SUN) dan pengawasan transaksi EBUS, BEI meluncurkan Sistem New PLTE, Lelang SUN (Ministry of Finance Dealer System-MOFiDS), dan Pengawasan Transaksi EBUS (Daily Watching-DW) pada 31 Juli 2023.
BEI telah memperkenalkan kampanye baru, yakni “Aku Investor Saham” pada 10 Agustus 2023 yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebanggaan, inklusivitas, dan kemajuan untuk menjadi investor pasar modal Indonesia. Kemudian yang terbaru adalah peluncuran Indeks IDX-PEFINDO Prime Bank pada 4 Oktober 2023.
BEI juga terus berupaya untuk mendorong terciptanya ekosistem pasar modal berkelanjutan. Pada 12 September 2023, BEI memperoleh hasil penilaian environmental, social, and governance (ESG Rating) dari Sustainalytics dengan nilai 16,9 yang berarti kategori low risk. Skor ini menempatkan BEI di peringkat kedua terbaik di antara bursa-bursa se-Asia Pasifik untuk periode laporan tahun 2022 dalam hal ESG Rating.
Selanjutnya, Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon telah diluncurkan pada 26 September 2023. IDXCarbon menyediakan transparansi, keandalan, serta keamanan dalam perdagangan karbon di Indonesia, sehingga dapat tercipta perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien.
Pencapaian BEI juga dicatatkan dari sisi supply atau penerbitan efek. Sampai dengan tanggal 11 Oktober 2023, telah terdapat 73 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan total fund-raised mencapai Rp53,06 triliun. Jumlah pencatatan saham tahunan tersebut merupakan yang tertinggi di sepanjang sejarah BEI.
Lebih lanjut, berdasarkan laporan EY Global IPO Trends Q3 2023, capaian hingga kuartal 3 ini menjadikan BEI menduduki peringkat ke-5 dari bursa global dari segi jumlah Initial Public Offering (IPO), serta peringkat ke-7 dari bursa global dari segi total fund-raised.
Adapun terkait Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024, BEI berfokus pada tema pengembangan yang telah ditetapkan pada Master Plan BEI 2021 – 2025, yakni “Menjadi entitas yang kompetitif dan dapat diandalkan dengan kredibilitas berkelas dunia”.
Pelaksanaan rencana kerja tahun 2024 masih berfokus pada tiga prioritas, yakni Market Deepening, Investor Protection, dan Regional Synergy and Connectivity.
Secara garis besar inisiatif strategis yang akan dilakukan hingga beberapa tahun ke depan, bertujuan untuk terus melaksanakan pengembangan integritas pasar serta meningkatkan pelindungan investor, melakukan pengembangan sistem untuk memastikan penyampaian keterbukaan informasi bagi para investor, meningkatkan jumlah IPO dan pencatatan efek baru, pemanfaatan cloud computing, hingga melaksanakan kegiatan yang mendukung penerapan ESG.
BEI juga terus berupaya memberikan layanan produk dan jasa kebursaan secara optimal kepada stakeholders melalui optimalisasi infrastruktur perdagangan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan.
“Pada RUPSLB BEI Tahun 2023 yang diselenggarakan, Kamis (26/10) ini, pemegang saham telah menyetujui RKAT 2024 yang disusun dengan mempertimbangkan beberapa asumsi makroekonomi,” katanya.
Rencana kerja yang akan dilakukan BEI, serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2024, masih tetap cautiously optimistic dengan memperhatikan aktivitas perdagangan pada tahun 2023, serta kondisi perekonomian global pada tahun mendatang.