STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia melanjutkan penguatan pada penutupan perdagangan Selasa (25/7/2023) waktu setempat atau Rabu (26/7/2023) WIB. Ini merupakan level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Bertambahnya harga komoditas ini antara lain dipicu oleh berkurangnya pasokan dan janji otoritas Tiongkok yang akan meluncurkan sederet stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara komunis tersebut.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2023 ditutup melesat 89 sen menjadi 79,63 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak WTI sebelumnya sempat naik hingga menyentuh level 79,90 dolar AS per barel atau tertinggi sejak 19 April.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September 2023 berakhir melambung 90 sen menjadi 83,64 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Kontrak Brent sebelumnya juga sempat bertengger di angka 83,87 dolar AS, level paling tinggi sejak 19 April.
Berkurangnya pasokan minyak mentah dunia dipicu oleh kebijakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia yang yang tergabung dalam OPEC+. Sebagaimana diberitakan, OPEC+ telah memutuskan untuk memangkas produksi minyak. Aksi ini sontak memicu kekhawatiran terhadap ketersediaan pasokan.
Sementara itu, janji para pemimpin di Tiongkok untuk memberi sejumlah stimulus mencuatkan harapan terhadap laju ekonomi negara tersebut. China tercatat sebagai konsumen minyak terbesar kedua di dunia. Beberapa hari lalu, pihak berwenang Tiongkok mengumumkan rencana untuk membantu meningkatkan penjualan mobil dan elektronik. Para investor menyambut baik langkah negeri Tirai Bambu tersebut karena diharapkan dapat menghidupkan kembali perekonomian Tiongkok yang lesu.