STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) pada November 2022 terungkap bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia terus meningkat. Itu terutama terjadi setiap bulan November dan telah berlangsung selama satu dekade terakhir. DBD dianggap sebagai ancaman kesehatan masyarakat utama. Pemerintah Indonesia telah meresponsnya dengan Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025. Ini menekankan pentingnya pencegahan melalui 3M Plus dan upaya inovatif, termasuk vaksinasi, untuk mencapai tujuan nol kematian akibat DBD pada tahun 2030.
Mengganden Kemenkes, Takeda turut berpartisipasi dalam upaya mengatasi tren peningkatan DBD. Melalui perjanjian Kerjasama ini, Takeda dan Kemenkes sepakat untuk mengimplementasikan berbagai kegiatan. Adapun kegiatan yang mengusung tema “Langkah Bersama Cegah DBD” tersebut antara lain jalan sehat, gerai edukasi interaktif, jumpa komunitas, stand up comedy, dan edukasi dengue bersama para pakar.
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengajak semua orang untuk berkomitmen pada “The First Living Pledge”. Adapun fokusnya adalah pencegahan DBD melalui kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD secara berkelanjutan. Kampanye ini berhasil mencatatkan rekor di Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) dengan lebih dari 2.500 orang yang menandatangani komitmen pencegahan DBD.
Untuk diketahui, demam berdarah dengue masih menjadi beban penyakit yang signifikan di Indonesia. Tiga dari empat kematian akibat DBD terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Sesungguhnya, Kemnekes telah mengambil langkah proaktif untuk mengendalikan penyebaran DBD. Diantaranya dengan memanfaatkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia di beberapa kota. Kemenkes juga mendukung inovasi vaksinasi dengue yang sekarang tersedia bagi masyarakat luas.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyoroti pentingnya kampanye “Langkah Bersama Cegah Dengue” dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan DBD. Dia juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengikuti tiga langkah pencegahan (3M Plus) dan menerima vaksin DBD.
Menteri Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia, Dito Ariotedjo, menekankan bahwa pemuda, yang dikenal sebagai penyuka gaya hidup sehat, juga rentan terhadap DBD. Oleh karena itu, ia mengajak para pemuda dan pecinta olahraga untuk mendukung inisiatif “Langkah Bersama Cegah DBD” dengan 3M Plus dan Vaksin DBD.
Meskipun upaya keras telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi DBD, tantangan masih besar mengingat geografi dan iklim Indonesia yang mendukung penyebaran DBD sepanjang tahun. Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya DBD dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dan komunitas.
Pemberian ijin edar vaksin DBD oleh Badan POM untuk usia 6 hingga 45 tahun diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam mencegah dan mengurangi risiko serius akibat DBD pada anak-anak. Rekomendasi vaksinasi tersebut didasarkan pada bukti keamanan dan efikasi yang kuat.
Vaksinasi DBD juga penting untuk orang dewasa, mengingat meningkatnya risiko DBD pada individu dewasa. Kesadaran akan manfaat 3M Plus dan vaksinasi ini diharapkan dapat menjaga kesehatan masyarakat secara luas.
Melalui kemitraan dengan pihak-pihak terkait, termasuk Kementerian Kesehatan, Takeda berkomitmen untuk memainkan peran aktif dalam memerangi DBD di Indonesia dan mencapai tujuan nol kematian akibat DBD pada tahun 2030. Takeda juga merupakan salah satu pendiri Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR) dari sektor inovator.
Pengalaman Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morschek, yang memiliki anak yang terinfeksi DBD, menjadi pengingat bahwa semua orang berisiko terkena penyakit ini, tidak tergantung pada usia, tempat tinggal, atau gaya hidup. Mereka merasa lebih tenang setelah melaksanakan 3M Plus dan menerima vaksin DBD, dan mereka mendorong masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima vaksinasi.
Pada minggu ke-33 tahun 2023, tercatat 57.884 kasus DBD dengan tingkat insidensi sebanyak 21,06 per 100.000 penduduk dan 422 kematian dengan tingkat kematian sebanyak 0,73%. Upaya terus dilakukan untuk mengurangi angka kasus DBD dan mendekati tujuan nol kematian akibat penyakit ini pada tahun 2030.