STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Mengawali tahun 2024, harga minyak mentah dunia jatuh tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa (2/1/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (3/1/2024) WIB. Anjloknya harga komoditas ini dipicu oleh keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2024 ditutup tergerus sebesar US$1,27 atau sekitar 1,8%, menjadi US$70,38 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret 2024 merosot sebesar US$1,15 atau sekitar 1,5%, berakhir pada US$75,89 per barel di London ICE Futures Exchange.
Indeks dolar AS menguat 0,89% menjadi 102,24, menciptakan tekanan tambahan pada harga minyak. Penguatan dolar AS membuat komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut lebih mahal bagi pemilik dana yang menggunakan mata uang lain. Ini mengakibatkan berkurangnya permintaan dan penurunan harga minyak secara keseluruhan.
Para analis mencatat bahwa sementara penguatan dolar AS memiliki dampak negatif pada harga minyak, faktor-faktor lain seperti ketersediaan pasokan dan permintaan global juga akan memainkan peran penting dalam menentukan arah pergerakan harga minyak dalam jangka panjang.
Ketidakpastian di pasar keuangan global dan isu-isu geopolitik yang berkelanjutan juga diperkirakan akan berkontribusi pada volatilitas harga minyak. Investor diharapkan untuk mengamati perkembangan ini dengan cermat sambil mempertimbangkan risiko dan peluang investasi mereka dalam konteks yang terus berubah ini.