STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Adhi Karya Tbk (Persero) (ADHI) mengantongi kontrak baru senilai Rp30,3 triliun sampai dengan akhir Oktober 2023. Angka ini tumbuh 58,64% secara year-on-year (YoY) sebesar Rp19,1 triliun. Hal itu dikemukakan Farid Budiyanto, Sekretaris Perusahaan ADHI dalam materi paparan publik ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/11).
Secara rinci, kontribusi lini bisnis dari kontrak baru hingga Oktober lalu didominasi oleh lini engineering & construction sebesar 92%, manufaktur mencapai 3% dan sisanya merupakan lini bisnis lain yang digarap perseroan.
Berdasarkan sumber pembiayaannya, sebanyak 27% berasal dari pemerintah, kemudian 27% bersumber dari BUMN dan BUMD, luar negeri sebesar 13%, sementara swasta dan pihak lainnya menyumbang 33%.
Farid mengemukakan, beberapa kontrak baru yang diraih ADHI, antara lain, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas di Tobelo dan Sumbawa, Pabrik PUSRI IIIB Palembang, akses Jalan Jetty Kawasan Industri Terpadu Batang, dan Stadion Utama PON di Sumatera Utara.
Sebagai informasi, 10 proyek baru terbesar yang dikerjakan ADHI adalah
- South Commuter Railway CP S-03C in Philippines senilai Rp2,4 triliun
- Jakarta – South Cikampek Toll Road Rp2,1 triliun
- Malolos-Clark Railway Project CP S-01 in Philippines sebesar Rp1,5 triliun
- PUSRI 3B Plant Rp1,4 triliun
- Probolinggo – Banyuwangi Toll Road Package 1 Rp1 triliun
- Apartment for ASN Employee Rp0,9 triliun
- IKN Package 6 Toll Road Rp0,9 triliun
- Bayung Lencir – Tempino Toll Road Rp0,7 triliun
- PLTMG Sumbawa dan Tobelo Rp0,7 triliun
- Land Development IKN Rp0,6 triliun
Adapun sejumlah proyek besar berkontribusi terhadap kinerja ADHI adalah Tol Sigli-Banda
Aceh, Proyek IKN, Tol Bayung Lencir –Tempino, LRT Jabodebek (selesai), MRT Jakarta CP201, MRT Jakarta CP202, Tol Yogya-Bawen, Tol Solo-Yogya-Kulonprogo, Tol Semarang-Demak, Smelter Manyar Gresik dan Tol Probowang.
“Proyek-proyek besar yang ditargetkan selesai tahun ini hingga 2024 akan berkontribusi pada pendapatan,” katanya.