STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street mengalami performa yang beragam pada penutupan perdagangan Jumat (26/1/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (27/1/2024). Indeks S&P 500 dan komposit Nasdaq di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, berakhir di teritori negatif
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS berhasil menguat sebesar 60,30 poin, atau sekitar 0,16%, menjadi 38.109,43. Berbanding terbalik, indeks S&P 500 (SPX) mengalami stagnasi dengan penurunan tipis hanya sebesar 3,19 poin, menetap di level 4.890,97. Setali tiga uang, indeks komposit Nasdaq (IXIC), juga mengalami penurunan sebesar 55,13 poin, atau sekitar 0,36%, menyentuh 15.455,36 poin.
Performa negatif indeks S&P 500 dan komposit Nasdaq dipengaruhi oleh penurunan tajam saham perusahaan semikonduktor Intel, yang merosot sebesar 11,9% ke level terendah dalam enam pekan terakhir. Penurunan tersebut terjadi setelah Intel mengumumkan perkiraan pendapatan yang jauh lebih rendah dari estimasi sebelumnya.
Meskipun terjadi penurunan pada hari Jumat, ketiga indeks utama Wall Street tersebut berhasil mencatatkan peningkatan mingguan untuk ketiga kalinya berturut-turut. Indeks Dow Jones, S&P 500, dan komposit Nasdaq masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,65%, 1,06%, dan 0,94%.
Di sisi lain, laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Jumat menunjukkan bahwa indeks belanja konsumsi pribadi, yang merupakan indikator inflasi yang menjadi acuan Federal Reserve (The Fed), mengalami peningkatan tipis pada bulan Desember. Angka inflasi year-on-year tetap berada di bawah tiga persen untuk bulan ketiga berturut-turut, yang kemungkinan akan mendukung kebijakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Kondisi pasar yang beragam ini mencerminkan ketidakpastian yang masih ada di kalangan investor, dengan perhatian khusus terhadap perusahaan teknologi seperti Intel yang berpotensi mempengaruhi arah pasar saham.