STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street mengalami penurunan tajam pada penutupan perdahangan Kamis (27/2/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (28/2/2025) WIB. S&P 500 akhirnya berhasil keluar dari tren negatif setelah empat hari beruntun mencatatkan penurunan.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York turun 193,62 poin atau 0,45% menjadi 43.239,5. Indeks S&P 500 (SPX) juga merosot 94,49 poin atau 1,59% mencapai 5.861,57. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, anjlok 530,84 poin atau 2,78% menyentuh 18.544,42.
Penurunan ini terjadi setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor sebesar 25% untuk produk dari Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 4 Maret, setelah penundaan selama satu bulan. Trump menyatakan kedua negara tersebut belum cukup mengurangi aliran obat-obatan terlarang ke Amerika Serikat. Selain itu, tarif untuk produk China akan dinaikkan sebesar 10%. citeturn0news18
“Kita berada di pasar yang stagnan, bergerak dalam rentang sempit, dan agak irasional sambil menunggu kejelasan kebijakan,” kata Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors.
Saham Nvidia jatuh meskipun perusahaan chip ini melaporkan kinerja kuartal keempat yang melampaui ekspektasi. Nvidia juga memberikan panduan positif, mencerminkan permintaan yang terus berlanjut dalam perlombaan kecerdasan buatan. Namun, penurunan margin kotor dan pencapaian pendapatan terkecil dalam dua tahun terakhir menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan momentum perusahaan.
“Pendapatan Nvidia luar biasa, tetapi datang di tengah pasar saham yang sangat gelisah,” ujar James Demmert, Chief Investment Officer di Main Street Research.
Selain pengumuman tarif oleh Trump, lonjakan klaim pengangguran juga menekan sentimen pasar. Klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 22 Februari mencapai 242.000, naik 22.000 dari level revisi pekan sebelumnya dan lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones sebesar 225.000.
Laporan ekonomi lainnya, seperti penurunan kepercayaan konsumen, penjualan ritel yang mengecewakan, dan sentimen konsumen yang lemah, telah mengguncang pasar dan menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS.
Para pelaku pasar kini menantikan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang akan dirilis Jumat ini, yang merupakan indikator inflasi pilihan Federal Reserve.
Dengan hanya dua sesi perdagangan tersisa di bulan Februari, ketiga indeks utama diperkirakan akan ditutup lebih rendah. S&P 500 telah turun 2,9%, sementara Dow dan Nasdaq masing-masing melemah 2,9% dan 5,5%.