STICKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada penutupan perdagangan hari Selasa (11/10) waktu setempat. Menurut Dimas wahyu – analis Bahana Sekuritas, Bursa saham Wallstreet ditutup mixed karena para pelaku pasar menanti rilis data CPI dan GDP AS.
Hariyanto Wijaya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengemukakan, indeks ekuitas Amerika Serikat (AS) berakhir beragam karena investor melihat data inflasi minggu ini. Presiden Fed Cleveland Loretta Mester memperingatkan ekonomi yang melambat dan kebijakan moneter yang agresif dapat mengakibatkan resesi. Namun, dia menegaskan kembali Fed berkomitmen untuk menahan inflasi, bahkan jika itu menyebabkan rasa “sakit” jangka pendek.
“Pada data ekonomi, survei ekspektasi konsumen Fed New York September melaporkan konsumen memperkirakan pengeluaran mereka akan meningkat sebesar 6% sepanjang tahun, turun tajam dari prediksi kenaikan 7.8% pada bulan Agustus,” terang Hariyanto, dalam laporan riset di Jakarta, Rabu (12/10).
Maxi Liesyaputra, Research Analyst BNI Sekuritas menjelaskan, para tnvestor menanti data inflasi AS yang akan diumumkan minggu ini. Pasalnya, data tersebut akan memberikan informasi terbaru kepada The Fed mengenai kondisi perekonomian AS.
Menurut Edwin Sebayang, pengamat Pasar Modal, indeks di Wall Street ditutup beragam lantaran investor berhati-hati menunggu data inflasi serta dimulainya release laporan keuangan emiten Kuartal 3/2022..
Kemarin, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup ditutup menguat tipis sebesar 36.31 poin atau 0,12%. Hal sebaliknya terjadi dengan S&P 500 yang mengalami penurunan hingga 0,65%. Adapun indeks Nasdaq merosot lebih dalam lagi sebesar 1,10%.