STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street kompak berjatuhan pada penutupan perdagangan Rabu (18/1/2023) waktu setempat. Anjloknya akhir perdagangan Bursa Saham Amerika Serikat (AS) itu antara lain dipicu oleh rilis data ekonomi negara adikuasa tersebut yang mengecewakan.
Laporan penjualan ritel (retail sales) Desember mengecewakan karena turun 1,1% MoM dibandingkan ekspektasi -0,8% MoM. Indeks harga produsen di AS juga tercatat merosot melebihi ekspektasi pada Desember 2022. Produksi pabrik AS amblas jauh di bawah ekspektas. Sementara itu, produksi November lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Kondsi di atas kembali mencuatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menaikan suku bunga secara agresif tahun ini sehingga akan memicu terjadinya resesi di AS.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, Amerika Serikat ditutup turun 613,89 poin (1,81%) menjadi 33.296,96. Kondisi serupa erjadi pada indeks S&P 500 yang 62,11 poin (1,56%) menjadi 3.928,86. Demikian pula yang terjadi dengan indeks Nasdaq melorot 138,10 poin (1,24%) menjadi 10.957,01.