STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas berbalik melambung tinggi pada akhir perdagangan Kamis (30/3/2023) waktu setempat atau Jumat pagi (31/3/2023) WIB setelah mengalami tekanan kemarin. Menjulangnya harga logam mulia ini lantaran diberkati sederet katalis positif. Diantaranya, melemahnya nilai tukar dolar AS dan rontoknya imbal hasil obligasi pemerintah Negeri Paman Sam tersebut, menjelang dirilisnya laporan data inflasi AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, ditutup melesat 13,20 dolar AS atau 0,67% menjadi 1.997,70 dolar AS per ounce. Harga komoditas ini sempat menyentuh level tertinggi sesi di kisaran 2.002,40 dolar AS per ounce. dan terendah di 1.971,60 dolar AS per ounce.
Unatuk diketahui, pada penutupan perdagangan Rabu (29/3/2023) waktu setempat, harga emas berjangka merosot 5,90 dolar AS atau 0,30% menjadi 1.984,50 dolar AS per ounce. Padahal, sehari sebelumnya yakni Selasa (28/3/2023) harga emas berjangka menguat 19,70 dolar AS atau 1,01% menjadi 1.973,50 dolar AS per ounce. Adapun di hari Senin (27/3/2023) harga emas ditutup anjlok 30 dolar AS atau 1,51% menjadi 1.953,80 dolar AS per ounce.
Dolar AS melemah pada Kamis (30/3/2023) karena para pelaku pasar menunggu laporan inflasi utama AS. Indeks dolar AS merosot 0,48% menjadi 102,1516 terhadap enam mata uang utama.
Selain itu, data ekonomi yang dirilis Kamis (30/3/2023) juga ikut mendukung penguatan harga emas. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan AS terungkap bahwa produk domestik bruto (PDB) riil AS naik pada tingkat tahunan sebesar 2,6% di kuartal keempat 2022. Persentase kenaikannya lebih rendah ketimbang kuartal ketiga tahun lalu sebesar 3,2%.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim awal AS untuk tunjangan pengangguran mengalami kenaikan 7.000 ke penyesuaian musiman 198.000 untuk pekan yang berakhir 25 Maret, tertinggi dalam tiga minggu.