STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS bertahan dekat level tertinggi dalam dua tahun pada penutupan perdagangan Senin (20/1/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (21/1/2025) WIB. Para investor semakin menantikan pidato pelantikan Donald Trump yang diperkirakan akan memberikan gambaran tentang kebijakan awal pemerintahannya.
Mengutip CNBC International, indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama, berada di level 109,28 pada perdagangan pagi. Angka ini mendekati puncak tertinggi dalam 26 bulan, yang tercatat pada angka 110,17 minggu lalu.
Sejak pemilu AS pada November, dolar telah menguat sekitar 4%. Para pedagang memperkirakan kebijakan Trump akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bisa memicu inflasi yang akan mendorong suku bunga tetap tinggi lebih lama.
Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex, mengatakan bahwa kebijakan tarif Trump bisa memicu respons dari negara-negara lain. “Beberapa negara sudah memberi sinyal untuk membalas jika tarif diberlakukan,” katanya.
Selain itu, para investor juga memantau perkembangan situasi di Timur Tengah. Pada hari Minggu, Hamas membebaskan tiga sandera Israel, sementara Israel melepaskan 90 tahanan Palestina, yang menandai dimulainya gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama 15 bulan.
Investor cryptocurrency tampaknya tetap dalam suasana perayaan. Mereka menantikan kebijakan Trump yang diyakini dapat mengurangi hambatan regulasi dan mendukung adopsi aset digital.
Di sisi lain, yen Jepang sedikit menguat pada hari Senin. Pergerakan pasar diperkirakan akan cenderung tipis karena pasar AS tutup pada hari ini.
Euro sedikit menguat 0,14% menjadi US$1,0285, meskipun masih berada dekat level terendah dua tahun yang tercatat minggu lalu. Sementara itu, poundsterling menguat 0,12% menjadi US$1,21825 meskipun ekonomi Inggris menghadapi prospek yang suram.