STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia jatuh tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa (1/8/2023) waktu setempat atau Rabu (2/8/2023) WIB. Merosotnya harga komoditas tersebut antara lain dipicu oleh menguatnya nilai tukar dolar AS.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2023 ditutup berkurang 43 sen, atau sekitar 0,5%, menjadi US$81,37 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober 2023 terpeleset 52 sen, atau sekitar 0,6% menjadi US$84,91 per barel di London ICE Futures Exchange.
Nilai tukar dolar AS menguat dimana indeks dolar AS melonjak 0,40%. Penguatan greenback ini membuat harga minyak mentah yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Menurut laporan American Petroleum Institute (API), cadangan minyak AS diperkirakan turun sekitar 15,4 juta barel pada pekan yang berakhir 28 Juli. Kalangan analis memprediksi cadangan minyak AS hanya berkurang 1,37 juta barel. Sementara itu, persediaan bensin tercatat lebih rendah sekitar 1,7 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,3 juta barel. Adapun stok sulingan turun sebanyak 510.000 barel, berbanding terbalik dengan prediksi para analis sebelumnya yang memperkirakan terjadi peningkatan sebesar 112.000 barel.