STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS melonjak tajam pada penutupan perdagangan Kamis (27/2/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (28/2/2025) WIB. Dolar AS mencatatkan kenaikan harian terbesar dalam lebih dari dua bulan. Komentar terbaru Presiden AS Donald Trump soal tarif impor mengaburkan prospek ekonomi global, membuat investor berbondong-bondong memburu mata uang safe haven ini.
Mengutip CNBC International, greenback sempat memangkas kenaikan setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan naik 22.000 menjadi 242.000. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei Reuters, yaitu 221.000.
Data dari Departemen Perdagangan AS juga mengungkapkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal terakhir naik 2,3% secara tahunan. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 3,1%.
Namun, dolar kembali menguat setelah Trump menegaskan tarif 25% atas barang impor dari Meksiko dan Kanada tetap akan berlaku mulai 4 Maret. Menurutnya, langkah ini diperlukan karena narkoba masih terus masuk ke AS dari kedua negara tersebut.
“Di dunia yang penuh ketidakpastian seperti ini, banyak pelaku pasar memilih menunggu kepastian sebelum melakukan investasi besar,” kata Bob Savage, Kepala Strategi Pasar di BNY New York.
Menurutnya, kebijakan tarif akan semakin membingungkan pasar. “Orang-orang akan sulit memahami siapa yang paling dirugikan dan siapa yang diuntungkan. Akan ada banyak kebingungan sebelum semua ini benar-benar jelas,” ujarnya.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,72% ke 107,23. Ini menjadi kenaikan harian terbesar sejak 18 Desember 2024. Euro melemah 0,74% ke US$1,0405, mencatatkan penurunan terbesar sejak 2 Januari.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memperingatkan jika AS benar-benar memberlakukan tarif, negaranya akan memberikan respons “seketika dan sangat kuat.”
Dolar Kanada melemah 0,69% terhadap dolar AS ke C$1,44, sementara peso Meksiko turun 0,12% ke 20,464 per dolar.
Sebelumnya, dolar sempat turun hampir 4% dari level tertingginya dalam dua tahun terakhir akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi AS dan inflasi. Investor juga mulai memperhitungkan dampak kebijakan efisiensi yang diterapkan oleh Departemen Pemerintah di bawah Elon Musk.
Arah kebijakan suku bunga The Fed semakin tidak jelas. Pasar saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 58 basis poin hingga akhir tahun, tetapi peluang pemangkasan 25 basis poin pada Juni masih di bawah 50%.
Presiden Federal Reserve Cleveland Beth Hammack menegaskan bahwa kebijakan suku bunga saat ini tetap ditahan untuk sementara waktu. Sementara itu, Presiden Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker juga mendukung keputusan untuk mempertahankan suku bunga jangka pendek AS dalam kisaran saat ini.
Bank Sentral Eropa (ECB) diprediksi akan memangkas suku bunga pekan depan ke 2,50%. Seluruh 82 ekonom yang disurvei Reuters sepakat bahwa dua pemangkasan tambahan akan dilakukan hingga pertengahan tahun ini.
Dolar juga menguat 0,52% terhadap yen Jepang ke 149,85. Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda menegaskan bahwa banyak negara mulai waspada terhadap ketidakpastian ekonomi global.
Pound sterling juga melemah 0,51% ke US$1,2608.
Di pasar kripto, Bitcoin turun 0,66% ke US$83.896,18 setelah sempat menyentuh level terendah sejak 11 November di US$82.156,99 pada Rabu.