Rabu, Januari 22, 2025
24.5 C
Jakarta

Dolar AS Tergelincir! Euro Naik, Bitcoin Tembus US$100.000, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan Kamis (5/12/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (6/12/2024) WIB. Penyebab utama penurunan ini adalah menguatnya euro dan lonjakan harga bitcoin yang mencetak rekor baru. Selain itu, data klaim pengangguran di AS yang lebih tinggi dari perkiraan menambah tekanan terhadap dolar.

Mengutip CNBC International, euro menguat 0,6% menjadi US$1,0567. Mata uang Uni Eropa ini bergerak menjauh dari level terendah dua tahun yang tercatat pada akhir November. Meski demikian, euro diperkirakan masih akan mencatatkan kerugian untuk minggu ini, yang akan menjadi kerugian keempat dalam lima minggu terakhir.

Penguatan euro dipengaruhi oleh stabilitas obligasi pemerintah Prancis. Setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan pemimpin partai dan anggota parlemen, pasar merespons positif. Meskipun demikian, ketidakpastian politik di Prancis tetap membayangi pasar.

Sejak Rabu, selisih antara obligasi 10 tahun Prancis dan Jerman menyempit menjadi 77,2 basis poin, yang merupakan selisih terendah sejak 22 November. Menurut Shaun Osborne, Kepala Strategi FX di Scotiabank, hal ini memberi dorongan bagi euro untuk bergerak lebih tinggi. “Euro mencoba menembus level resistansi utama di US$1,0590,” ujarnya.

Sementara itu, bitcoin terus melaju dengan mencetak rekor baru. Pada Kamis pagi, harga bitcoin tembus US$103.649, angka tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini didorong oleh optimisme investor terhadap kebijakan ramah kripto yang akan diterapkan oleh pemerintah AS, setelah penunjukan Paul Atkins sebagai Kepala SEC oleh Presiden terpilih Donald Trump.

Arnoud Star Busmann, CEO Quantoz Payments, mengatakan, “Regulasi AS yang lebih baik dan adopsi stablecoin generasi berikutnya di Eropa dapat mendorong bitcoin dan pasar kripto terus berkembang.”

Di sisi lain, yen Jepang menguat terhadap dolar. Yen sempat mencapai 149,66 per dolar, meski kemudian terkoreksi sedikit menjadi 150,18. Penguatan yen ini dipicu oleh spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang.

Won Korea Selatan, di sisi lain, mengalami penurunan tipis. Penurunan ini terjadi setelah pemerintah mengumumkan pengaktifan dana stabilisasi pasar sebesar 40 triliun won (US$28,35 miliar), setelah ketegangan politik di negara tersebut.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,5% menjadi 105,80. Penurunan ini semakin dipengaruhi oleh data klaim pengangguran yang menunjukkan kenaikan 9.000 klaim baru menjadi 224.000 klaim pada minggu yang berakhir 30 November. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang memprediksi 215.000 klaim.

Meski demikian, pasar masih memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed. Berdasarkan data yang ada, terdapat sekitar 70% kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir bulan ini.

Artikel Terkait

BRI Salurkan KUR Rp184,98 Triliun kepada 4 Juta UMKM Sepanjang 2024

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk...

Dolar AS Masih Kuat, Investor Fokus pada Pidato Trump

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) - Dolar AS bertahan dekat level tertinggi...

Konsorsium Anak Usaha Xolare Energy Raih Kontrak Senilai Rp416,97 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini