STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pendapatan usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada semester I 2024 mencapai US$1,62 miliar, naik 18,26% dari US$1,37 miliar pada semester I 2023. Pendapatan terbesar GIAA semester I 2024 berasal dari penerbangan berjadwal penumpang yakni US$1,27 miliar, meningkat 15,72 % dari US$1,10 miliar pada semester I 2023.
Kendati pendapatan naik, seperti tergambar dalam laporan keuangan Juni 2024 yang diumumkan, Senin (30/9/2024), emiten badan usaha milik Negara atau BUMN transportasi udara beraset US$6,54 miliar per Juni 2024 itu merugi US$101,65 juta pada semester I 2024, naik 32,88% dari US$76,5 juta.
Kerugian GIAA, antara lain disebabkan oleh peningkatan beban operasi sebesar 23,3% jadi US$1,53 miliar pada semester I 2024, dari US$1,27 miliar pada periode sama 2023. Di sisi lain, kerugian emiten jasa penerbangan milik pemerintah Indonesia itu juga dipicu oleh beban keuangan yang meningkat 10,63% menjadi US$246,45 juta pada semester I 2024, dari US$222,77 juta pada semester I 2023.
Akumulasi peningkatan beban operasi dan beban keuangan di atas, mengakibatkan GIAA menderita rugi sebelum pajak sebesar US$112,95 juta pada semester I 2024, meningkat 3,09% dari US$109,56 juta pada semester I 2023.
Selain itu, akibat kerugian tersebut, per Juni 2024, modal sendiri (ekuitas) GIAA minus US$1,38 miliar, dari minus US$1,28 miliar per Desember 2023. (konrad)