STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Rabu (26/6/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (27/6/2024) WIB. Penurunan ini terjadi karena kenaikan dolar dan imbal hasil Treasury. Penurunan ini disebabkan oleh penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi. Para investor juga menantikan data inflasi AS yang akan dirilis akhir minggu ini.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun 0,8% menjadi US$2.301,16 per ons pada pukul 14:03 ET (18:03 GMT). Ini adalah level terendah sejak 10 Juni. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga turun 0,8% dan ditutup pada US$2.313,2.
Menurut Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, pasar mungkin merespons penguatan dolar AS. Ia juga menambahkan bahwa ada kemungkinan Federal Reserve AS tidak akan menaikkan suku bunga lebih awal pada musim panas ini.
Dolar AS naik 0,4% ke level tertinggi hampir dua bulan terhadap mata uang lainnya. Hal ini membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi dalam hampir dua minggu.
Fokus minggu ini adalah pada Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS, yang merupakan indikator inflasi favorit Federal Reserve. Data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai kebijakan suku bunga bank sentral.
Selain itu, estimasi Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal pertama dan debat penting antara Presiden Joe Biden dan pesaing dari Partai Republik, Donald Trump, pada hari Kamis juga menjadi perhatian.
Di tempat lain, harga perak turun 0,1% menjadi US$28,88 per ons, palladium turun 2% menjadi US$929,25, sementara platinum naik 3,1% menjadi US$1.011,88.